Penang – Pinang – Pineng

Bandara Soetta terminal 3 tempat keberangkatan Air Asia masih sepi di pagi buta ini. Bahkan ruang tunggu boardingpun belum dibuka.  Kami terlalu awal datang.  Jam masih menunjukkan pukul 3 pagi.  Mungkin ini akan menjadi perjalanan yang cukup melelahkan.  Selain ini bukan perjalanan yang di rencanakan jauh hari.  Sampai semalampun masih banyak hal yang perlu dibereskan hingga tak ada waktu cukup untuk istirahat.  Dan mungkin yang paling berat adalah ini pertama kalinya saya dan istri saya harus bepergian bersama tanpa si kecil, Sophie.  Terasa ada sesuatu yang berbeda.  Berulangkali bahkan kami mengecek Sophie di tempat neneknya.  Dan bisa dibilang ini perjalanan pelarian karena mencoba sedikit beristirahat keluar dari rutinitas harian kamipun hanya menyempatkan pergi 3 hari 2 malam (tanggal 2-3 Maret 2012 dan kembali tanggal 4 pagi buta)

 

Perjalanan ini memakan waktu lebih lama daripada penerbangan ke KL.  Dihilangkannya pengisian imigration form membuat perjalanan ini lebih tidak merepotkan di bandara kedua negara.  Sekitar pukul 8 waktu setempat kami sampai di Penang International Airport di Bayan Lepas.  Penang sendiri merupakan satu Pulau sebagai pusat pemerintahan dengan George Town sebagai ibukotanya.  Meski bertuliskan Penang namun masyarakat lebih melafalkannya sebagai “Pineng”.  Hal yang mencengangkan adalah pesatnya pembangunan di pulau ini.  Di sekitar bandara dan telah dikembangkan kota modern dengan bangunan pencakar untuk kantor maupun apartment.  Bahkan dalam perjalanan dari airport ke Northam All Suit Hotel di George Town, hamparan pemandangan yang nampak mengingatkan pada Hongkong 20 tahun silam.  Akomodasipun cukup tersedia. Dengan bus kami bisa melaju ke pusat kota (Komtar-komplek Tun abdul Razak) dalam waktu setengah jam dalam kondisi jalan yang mulus dan lengang melewati sisi Penang bridge yang menghubungkan penang pulau dan daratan.  Indah. [……]

Continue Reading

You may also like