Namaku Inan

By Be Samyono (21102009-15.39)

Kinanthi Sophia Ambalika” mestinya begitu aku dipanggil secara lengkap. Ayah Bunda ingin namaku khas Jawa maka diambillah kata KINANTHI yang artinya tembang cinta/penuntun kehidupan, AMBALIKA diambil dari nama seorang dewi dalam pewayangan yang menurunkan generasi pandawa sementara SOPHIA mempunyai arti Bijaksana. Jadi kira-kira makna KINANTHI SOPHIA AMBALIKA = putri bijaksana yang menyenandungkan tembang cinta. Sengaja ayah merancang namaku dengan menggabungkan 3 kata. Alasannya sederhana, supaya aku punya nama awal, tengah dan akhir. Nama awal diambil dari bahasa kawi, tengah dari bahasa latin dan akhirku akan diberikan nama wayang. Ayah berencana akan memakai dalil pada adekku kelak. Insyaallah!

Nama Kinanthi Sophia Ambalika yang melekat di aku ternyata berpinak saat kata panggil di tujukan padaku. Banyak yang memanggilku Sophie, namun tak kalah banyak yang memanggilku Kinan kependekan dari Kinanthi. Belum lagi yang memanggil Phiphie, Mpok Nan, Tembluk, Genduk dan seabrek-abrek panggilan lain yang beralasan merupakan panggilan sayang. Lalu bagaimana aku memanggil diriku?

Lepas dari satu tahun aku sudah bisa menyebutkan namaku. Bila ditanya siapa namaku maka aku akan segera jawab “Inan!”, bila mereka tidak puas dan kembali bertanya “Nan siapa?”. Maka aku akan kembali menjawan dengan lengkap, “Nan Ndut-ndut!” Nama NAN melekat karena di rumah Nenek nama Kinan lebih familier dipanggilkan ke aku oleh semua anggota keluarga. Sementara nama NDUT-NDUT mengingatkan aku pada photoku saat usia 6 bulan yang sangatlah cuby. Namun ini menjadi lain soal kalau aku ditanya nama lengkapku. Serta merta aku akan menjawab dengan faseh “Kinanthi Sophia Ambalika” dengan huruf “K” yang berubah menjadi “T”.

Dalam bercerita atau meminta sesuatupun aku selalu memakai kata ganti “Inan”. Namun belakangan aku lebih suka memanggil diriku dengan “Aku”. Bukan itu saja aku ternyata juga cukup fasih menyebut nama nama orang disekitarku secara lengkap. Mulai dari nama panjang ayah, bunda, tante, kakek, nenek bahkan Mbah Ti. Karena hal inilah aku seringkali memanggil mereka dengan lengkap antar sebutan dan namanya semisal, “ayah Bambang”, “Bunda Yeni”, “Papa Thotho”, “Mama Tyas”, “Mbak Nik” dan lainnya. Karena kebiasaan memanggilku yang unik akhirnya ayah kadang memanggilku “Anak Kinan” akh …ayah selalu saja ikut-ikutan gak mau kalah!

Please follow and like us:
Facebooktwitterredditpinterestlinkedinmail

You may also like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *