Lebih awal, begitulah pertemuan pertama aku dengan ayah bundaku. Meski telah dua kali jadwal kelahiran berubah ternyata aku sendirilah yang lebih tidak sabar. Aku ingin menemui mereka lebih awal 2 hari dari hari yang ditentukan di tanggal 8 Desember 2012 pukul 07.05. Memang ayah dan bunda telah merencanakan kelahiran ini dengan matang termasuk memilih tanggalnya. Selain itu pengalaman dengan kehamilan pertama serasa akan memudahkan prosesnya. Namun rupanya kehendak Allah berbicara lain. Aku tidak lahir di tanggal 21/12 ataupun tanggal 10/12 namun dipagi hari karena ketuban Bunda lebih dahulu pecah di tanggal 8 Desember itu.
Karena perubahan jadwal melahirkan yang maju 2 minggu (mengingat operasi caesar) pilihan untukku lahir di tanggal 21 Desember di hari jumat yang sama dengan tanggal dan hari kelahiran bunda dibatalkan. Tanggal 10 Desember menjadi pilihan karena merupakan hari baik menurut kakek sesuai kalender Jawa. Bundapun kebingungan dengan jadwal ini karena baru tanggal 10 Cuti dan belum mempersiapkan segala perlengkapan kelahiranku. Hingga diputuskan mempercepat cuti di tanggal 7 Desember untuk mempersiapkan keperluan ini. Bisa jadi percepatan ini karena Bunda capek dengan beban kerja selama seminggu ataupun karena persiapan ini di hari jum’at. Tapi ayah percaya ini semua karena kehendak Allah. Karena Allah menjawab doa Ayah untuk mempunyai anak kedua yang tegar yang akan menjadi pemimpin yang akan memberikan teladan dan melengkapi hal-hal positif yang dimiliki kakak Sophia. Yang akan menjadikan keluarga kami saling terikat dalam cinta kasih.
[…….]