Uban Telanjang

Dibilang uban adalah gejala adanya gangguan sintesa protein. Sel melanosit jadi tak mampu lagi menghasilkan pigmen (melanin) sehingga rambut menjadi kehilangan warna, dan dikatakan proses ini akan berlangsung begitu kita menginjak usia 40 tahun. Informasi yang sulit aku amini mengingat saat usiakulepas dari 17 tahun si uban telah menyisip diantara ribuan helai rambut hitamku. Dicabut, itulah langkah awal yang sederhana yang dulu aku lakukan meski efeknya membuta gatal dan merinding. Menginjak kuliah dan kerja temen-teman si uban mulai menyisip dan tak ada yang bisa kulakukan kecuali membiarkan. Hingga puncaknya saat usia 27 an uban ini menjadi tak kepalang. Menolak untuk dicabut dengan alasan sakit semirlah yang akhirnya menjadi solusi. Tak tanggung tanggung warna hitam kebiruan, burgundi, maroon dan dark brownpun pernah diupayakan hanya untuk menutupi si uban. Puncaknya saat wisuda S2 rambutku bener-benar terbakar warna MERAH! Dua tahun terakhir ini rasa insyaf akan semir warna terang membuatku paten memilih Natural Balck sebagai pilihan. Alasan cukup sederhana. Kulit dan mukaku yang dikata lebih mirip orang Nusa Tenggara ini lebih pantas memakai warna hitam daripada warna terang ala koboy yang tak pernah mandi. Kesan kontras lebih nyata daripada terang yang justru membuatku tampak “kumuh”.

Artikel yang mengatakan bahaya menyemir rambut terlalu sering karena mamicu adanya kanker membuatku berfikir ualang akan kebiasaanku yang menyemir rambut tiap 2 bulan. Perlahan aku biarkan semir hitam terakhir memudar seiiring tumbuhnya rambut. Positifnya rambutku menjadi lebih ringan dan lebih mudah diatur karena semir yang biasa melekat hilang, namun disisi lain komentar mulai aku tuai karena teman dan sahabat rupanya takjub melihat rambutku yang sudah memutih hampir sepertiganya dengan tiba-tiba. Bahkan temen-teman di S3 terheran-heran. […….]

Continue Reading

You may also like