Sebelah jiwaku … Hari lalu kau gurat lembayung pengertian di titian, warna tuanya begitu pekat sehingga menutup bias rindu dan raguku. Hari lalupun kau gores warna jingga, marak kilaunya membuat kita terbahak dan merasa indahnya tawa. Juga hari lalu kau toreh tosca kedamaian, auranya menyentuhku, menyadarku bahwa kasihmu telah mencukupkanku.
Biar Tanah Menyimpan Bara Kita
Rupanya kita lupa untuk menyembunyikan bara itu dari hembus nafas kita. Hembusan yang membuat pijarnya membesar dan menjilat tangan-tangan rapuh kita. Pijar yang mengobarkan hati kertas kita, juga membakar serpih indah perjalanan yang dengan peluh kita tenun. […….]
Kuletakkan Cintaku Di TelapakNya
Jika kau mampu lihat matahari di ujung bumi. Yakinkan hatimu. Ijinkan kau dalam pelukku, kan kurebahkan hidupku di telapak tanganmu untuk bersama kita genggam. Biarkan cinta sederhanaku menghias langit angan dan mimpi kita, mewujudkannya dan menyadarkan kita bahwa kebersamaan ini bukan sesaat, namun selamanya. […….]
Ziarah
Aku berbicara dengan Bapak. Kukatakan aku akan tersenyum hari ini. Berpaling dari masa lalu yang membuat aku buram. Beranjak dari pedih dan gundah yang membeban serta patuh pada waktu yang taklah bisa kuharap kembali. Menyadari kebodohan tiga tahun ini. Tak bijak makin menyendat Bapak dengan derita disaat masa lampaupun bahagia tak bisa kuberikan. Kutahu bukan ini yang Bapak mau, keyakinanku meneguhkan Bapak inginkan aku bisa tunjukkan bahwa aku mampu. Mampu mensenyumkan diriku juga mengeringkan air mata ibu. Baginya bahagiaku adalah milik dia. Kutatapkan wajahku kedepan, ada bulir bening mengalir hangat. Bulir kelegaan dan keyakinan …Bapak ada di sisiku, menyelimutiku dengan ajaran dan kasih.