Liburan “Seronok” (KL Trip) #2

By Be Samyono (13112009-10.54)

Meski menggiurkan jalan-jalan malam di Bukit Bintang akhirnya saya tolak. Saya lebih menaruh harapan besok bisa berjalan dengan nyaman dan bisa merebahkan kaki saya malam ini daripada sebaliknya. Padahal bukit Bintang pada waktu malam cukup hidup. Hangout disini cukup menyenangkan dan banyak ruang terbuka untuk sekedar berchit-chat atau menikmati secangkir minuman hangat. Jauh dari gangguan tak diundang dari pengemis ataupun pengamen yang biasa kita dapati bila nongkrong di kaki lima di “rumah” kita. Traffick lalu lintaspun masih tergolong dapat ditolerir hingga tak mengusik kenyamanan untuk berkongkow-kongkow. Belum lagi pilihan tempat dan suasananyapun tak bisa dibilang sedikit. Akhirnya saya membiarkan hal itu. saya lihat sophie sudah pulas sejak turun dari taksi tadi. Bunda Sophie Sedang menggantikan baju tidur padanya. Dan serta merta saya telah berada di mimpi.

SERONOK DAY 2

Lupakan untuk naik jejantas penghubung 2 menara kembar petronas. Kami bangun kesiangan, atau tepatnya dibangunkan oleh sophie saat sudah siang. Kami menikmati saja acara dikamar sambil main main dengan sophie yang tak mau melewatkan acara kesukaannya, mandi shower. Ada lega juga tak jadi naik ke petronas walau tiket gratis. apalagi kalau bukan ketakutanku soal ketinggian. Pukul 09.30 kami kumpul di restauran hotel untuk breakfast. Mengejutkannya rasa makanan disini lumayan enak. Saya pilih ala american karena tergoda sup kacang polong kesukaan saya dan menghindari nasi lemak yang berbumbu kari yang kembali “sangat India”!. Pukul 10.30 kami telah berada di KLCC twins tower. Niatan untuk naik jejantas kami urungkan dan kami ganti dengan mengambil photo siang hari di halaman depan dan belakang petronas sembari menunggu sholat jumat. Kamipun ada janji lain dengan Khatty untuk mengantar kami “pusing-pusing” dengan car rental yang akan kami sewa 2 hari.

Sholat jumat menjadi bagian yang menarik karena berlangsung mulai pukul 01.30 pm waktu setempat. Masjid KLCC yang berada 500 meter di belakang Twins tower cukup representatif, sejuk dan hijau. Arsitekturnya cukup modern, tak hanya bagian utama masjid yang didinginkan dengan AC. selasar terbukapun tak luput dari hembusan AC. Tak perlu kawatir untuk menaruh sepatu dan sandal di rak yang disediakan. Meski terbuka kasus kehilangan rasanya jauh dari kata mungkin. tatacaranyapun sedikit berbeda. Sebelum adzan terlebih dahulu diisi siraman rohani. Begitu selesai adzan bersama solat sunah dan selanjutnya dengan tata cara seperti yang kita lakukan. Hanya menariknya doa untuk keselamatan negara dan kesultanan amat dominan selain penggunaan LCD berlayar besar yang menayangkan isi ceramah yang disampaikan khotib. Satu sholat jumat yang sangat menambah wawasan.

Petaka terjadi saat HP oom mamat tiba2 lowbad setelah sholat jumat. Kami kehilangan jejak rombongan yang telah bergabung dengan Khatty. Upaya pencarian seluruh mall pun gagal. Kemungkinan menggunakan telpon publik sangat kecil untuk international call. Akhirnya saya putuskan mencari toko Apple untuk minta bantuan mencharge HP milik oom mamat. Begitu kembali kami berkumpul waktu telah demikian terlambat. Kami tak sempat lagi untuk pergi ke Sogo hingga diputuskan untuk keluar KL menuju IKEA tepat pukul 03.00pm. Perjalanan yang memakan waktu hampir 45 menit cukup lancar terbantu dengan traffic yang tidak macet dan keteraturan jalan serta banyaknya jalan layang di KL yang memungkinkan kami menghindari traffic light. Sepanjang jalan tak henti kami bercanda karena banyak musik indonesia yang diputar disana serta lucunya pemakaian bahasa melayu yang terkesan asing di telinga kami.

IKEA cukup besar dan lapang bagi konsumen yang akan melakukan swalayan membeli perabot berukuran besar. Dan sekali lahi IKEA selalu menjadi tempat belanja favorite sekaligus inspiratif bagi rumah kami yang semakin mini. Tak kecuali IKEA KL ini. Letaknya yang bedekatan dengan Curve & Ikano mall di pinggiran kota KL menjadi daya tarik tersendiri. saya sendiri lebih terpikat pada show room serta system yang diterapkan bagi konsumen. Tak hanya bagaimana mengedukasi konsumen untuk bisa memilah dan memilih produk yang tepat namun juga memberikan begitu banyak detail. Petaka komunikasipun terulang. kami erpech dalam 2 rombongan yang takbisa saling komunikasi. 2 jam kami terkatung-katung saling mencari. Meski pada akhirnya saling bertemu tapi terlalu banyak waktu terbuang. Kembali ke Bukit bintang dan mengunjungi mall baru Pavilion-lah keputusah akhir kami. Selebihnya saya ingin kembali merebah!

Memang tak ada habis asyiknya bila mengajak jalan Sophie. Selalu saja ada cara supaya dia suka dan menikmati suasana. Ketika yang lain berbelanja saya dan dia cukup bermain petak umpet dan berkeliling menghitung patung manekin. Kegembiraannya tak habis. Pun ketika semua tak belanja terkumpul. Tak sabar dia untuk membawa salah satunya meski dia tahu kalau harus menyeret tas yang lebih besar daripada ukuran badannya. Bisa dibilang mall di jakarta tak kalah dengan yang ada di KL. Bakhan lebih besar dan ekslusif. Bedanya mereka mampu merawat fasilitas umum yang ada dan tidak saja menjadikan mall sebagai surga tapi juga lingkungan sekitar yang ada. Itu keunggulan yang ada. Keadaan inilah yang membuat saya cukup relax melepas Sophie untuk kesana kemari dengan bebasnya. Menikmati dunianya tanpa harus memngikuti keinginan rombongan lain untuk berbelanja.

SERONOK DAY 3

Hari seperti dipercepat. Hari ini kami akan kembali petang nanti. Kami bangun lebih awal dan benar-benar menikmati sarapan pagi. Kamipun langsung cek out dan mengemasi barang di mobil Carnival sewaan kami. Tas sudah mulai beranak. Beberapa Barang terpaksa di pangku. Beruntung Catty cukup piawai. tempat parkir hotel yang sempit dan curam ini bisa di taklukkan. Berhubung Catty ada acara keluarga maka kami akan meninggalkan kami lebih dahulu di Miles mall. Dan akan dijemput kembali begitu usai. Rencananya kami akan ke Putrajaya. Beruntung Rumah Catty ada di Serdang yang searah dengan putrajaya dan LCCT tempat kami nanti meninggalkan KL.

Tak ubahnya seperti mall lain, Miles termasuk ramai untuk ukuran maal yang berada di luar KL, yang tergolong kabupaten. Menariknya Mall ini menjadikan danau kecil di sebelahnya sebagai daya tarik. Mall ini menjadi penghubung 2 danau. Dan terdapat aliran sungai di tengah-tengah mall. sayang sekali pengunjung harus merogoh 100 ribu/orang untuk bisa naik perahu boat mengelilingi danau selama 30 menitan. Mahal! Kami hanya makan dan berkeliling sembari menunggu jemputan. Selang 2 jam Catty telah menjemput dan kami berencana untuk mampir ke rumahnya sekalian repacking bawaan kami. Inilah pertama kalinya kami berkunjung ke rumah catty setelah lebih dari 5 tahun pertemanan kami. Seperti tak canggung kami berada di rumah catty karena kami cukup mengenal Ibunya bahkan pernah bertemu sebelumnya.

Cuaca yang terik menjadi mendung dengan tiba-tiba. Kami cepat-cepat pamit untuk menuju bandara dengan singgah di putrajaya lebih dahulu. Putrajaya adalah bandar baru tempat pemerintah mengendalikan roda pemerintahan. Kota cantik di sisi danau luas ini begitu menkjubkan dengan lanskap yang teratur dan aksitektur bangunan yang megah. Beberapa Icon masjidpun menjulang memberi hiasan yang cukup religius. Saya terpesona. sayang sekali kami harus berfoto dalam kejaran mendung yang mulai menitikkan hujan hingga kami semua serba terburu-buru. Meski tak puas hati tapi ini adalah upaya maksimal. Kami hanya dapat berputar di gelapnya cuaca dan terpaan hujan yang jatuh di kaca mobil. LCCT kami capai setengahjam kemudian. Jalanan yang lengang dan serba tol mempercepat perjalanan. Berat hati meninggalkan keseronokan beberapa hari ini. Tapi sepertinya waktu memang tidak bisa diminta diam ditempat. Pukul 19.00 kami terbang dengan membawa Sophie yang telah terlelap.

Kembali perasaan saya merasaka ketidak enakan begitu liburan usai. Bukan karena harus menghadapi rutinitas esok hari tapi kembali bagai dibenturkan pada kenyataan pahit. Banyak surga yang bisa diberikan negara lain bagi rakyatnya namun kenapa tak cukup kenikmatan yang dirasakan rakyat kita dari pemimpinnya ditengah bumi yang dikatakan surganya dunia?. Bisa jadi banyak hal negatif yang timbul di benak rakyat indonesia tenang malaysia. Namun kunjungan terakhir ini kembali harus saya akui banyak yang harus kita pelajari dari Malaysia untuk mengelola negeri ini. Saya tak tahu apakah pepatah “hujan batu di negeri sendiri lebih nikmat dari hujan emas di negara lain” masih berlaku melihat kenyataan ini. Karena pada nyatanya terlalu banyak effort dan pengobanan untuk kehidupan kita sehari hari sementara kesejahteraan masih diangan-angan. Karena kesejahteraan hanya dipunyai sebagian orang saja!

Please follow and like us:
Facebooktwitterredditpinterestlinkedinmail

You may also like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *