Rangkuman Buat Sophie – Oleh Ayah

Lima bulan tepatnya banyak hal mengenai baby sophie yang luput untuk di tuliskan. Meski point-point penting dicatat secara manual olehku. Namun tetap saja kesibukan jadi kambing hitam untuk kealphaanku. Celoteh Sophiepun menjadi sunyi semenjak kepulangan dari libur panjang di jogja bulan Juli lalu. Biasanya aku terlalu jauh menulis mundur mengenai baby Sophie dan saat kesibukan muncul semua jadi terbengkelai. Mestinya aku mesti mengembalikan kebiasaan menulis ini dalam koridor kedisiplinan. Pasti bisa dan harus! Dan berikut rangkumannya:

AWAL AGUSTUS 2008 – KANGEN DOKTER RINI:

Baby Sophie tiba-tiba panas tanpa sebab, ini mencemaskan kami. Namun seperti biasa Sophie terlihat santai jika sakit. Tidak menunjukkan kesakitan ataupun rengekan yang berlebihan. Dia sering tidur dan sesekali merasa kurang nyaman yang akan cepat teratasi begitu dia nenen. Panasnya hingga mencapai 39 derajat. Sayangnya Kompres hanya bisa diberikan saat dia tertidur, selebihnya dia akan membuangnya. Kakek neneknya berkomentar mungkin ini gejala mo tumbuh gigi atau pinter, sementara aku mencemaskan yang tidak-tidak. Hari kedua karena keadaan tidak kunjung reda sementara obat penurun panas tak lagi kebal saya memutuskan membawa ke dokter Rini di RS. Gandaria tanpa Bunda yang mendadak ada pekerjaan kantor urgent. Herannya saat berada di ruang tunggu panas Sophie berangsur turun. Bahkan saat menemui dokter Rini dia sudah tertawa-tawa sembari memainkan sejumlah boneka di ruang praktek tersebut. […….]

Continue Reading

You may also like

Gundul ” Buang Sial”

“Jadi di gundul Yah?” Tanya Bunda di minggu pagi 20 Juli 2009 lalu.
“Jadilah”
“Bukan untuk membuang sial khan”
“Haha bukan, tapi buat mempercantik dia kok”

Ah ayah bagaimana bisa, gundul khan tidak membuat aku makin cantik. Tapi bener juga mungkin. Setelah umur empat puluh hari yang lalu aku di gundul saat upacara kekhahan, hingga hampir 7 bulan ini rambutku belum dipotong sama sekali. Bagaimana akan dipotong, panjang rambutku seakan berhenti dan tumbuh tak merata. Mau tak mau harus dirapikan dan cara yang paling tepat adalah dengan menggundulku kembali. Dan biasanya dengan cara menggunduli kembali rambut akan tumbuh lebih lebat dan rata.

“Tapi ini yang terakhir yah” Ujar ayah menyampaikan syarat. “Ayah gak tega melihat dia tanpa rambut”.

Jadilah minggu pagi itu ayah menyiapkan pisau cukur Gillete dan gunting. Ayah yakin sekali akan menggundulku sendiri. Kalau ditanya apakah berani dan tega, sepertinya ayah sudah bertekat bulat untuk melakukan itu sendiri. Dan menggantikan peran Nenek yang tempo hari mencukur aku. Bunda kebagian tugas menggendong aku sementara Ayah lebih dahulu mencukur semua rambutku dengan gunting.[…….]

Continue Reading

You may also like

Jogja Trip: Part 2 (Bad Journey)

Lima tas! ayah terpekik. itupun masih ada car seat yang harus dibawa di gerbong. Padahal hanya ayah, Bunda dan Tante Nung yang akan pulang dengan kereta bersama. Ayah hanya membayangkan bagaimana membawa tas-tas ini. Akhirnya ayah pikir gampang, toh ada porter yang akan bantu nanti di stasiun. Jadi berangkatlah kami menggunakan kereta Tatsaka pagi untuk mengakhiri liburan selama seminggu ini di Jogja dan Magetan. Seperti juga keberangkatan kami, kepulangan kamipun aku lewati dengan gembira. Malah aku jarang tidur. Ayah saja yang agak kebingungan karena Car-seatnya susah untuk diletakkan dibagasi. tahu gitu ayah akan membeli 4 seat agar aku bisa duduk sendiri.

Tak ada masalah hingga perjalanan kami sampai disatu stasiun kecil di daerah subang tepat pukul 5 sore. Tiba-tiba kereta berhenti lama hingga muncul satu pengumuman bila ada kereta terguling di depan sehingga kami harus menunggu selama 2 jam. Aku lihat ayah jadi gelisah. Ayah membicarakan hal terburuk dalam perjalanan ini. Apalagi kalau bukan tiba-tiba kami harus dioper karena biasanya kereta terguling akan lama penangannanya. Kalau dioper ayah bingung bagaimana membawa semua tas ini belum lagi mengatasi kegaduhan selama proses oper. Bunda menenangkan ayah dan berharap ini tak terjadi. Sayangnya Tepat pukul 7 malam terbetik berita kalau proses evakuasi kereta masih lama sehingga penumpang akan dipindahkan ke 5 bus yang akan disediakan oleh PJKA. Nah![……..]

Continue Reading

You may also like

Jogja Trip: Part 1 (Great Journey)

Ada acara pernikahan! begitu girang bunda menyambut acara milik mas Banu dan Mbak Novi ini karena bila dihitung-hitung aku sudah lebih dari 6 bulan yang artinya aku sudah bisa diajak pergi perjalanan jauh. Bunda makin bersemangat karena acara ini juga sekaligus bisa digunakan untuk memperkenalkanku pada keluarga di Jogja dan Magetan. Bunda telah ambil cuti panjang demikian juga dengan ayah sudah jauh hari mempersiapkannya. Utamanya undangan dan photo-photo preweding pengantin yang ayah sendiri kerjakan.

JOGJA … KULONUWUN

Rencananya tak hanya aku, ayah dan Bunda yang akan berangkat. kakek-Nenek juga tante Nungpun akan diajak serta. Kami akan berangkat naik kereta dalam rombongan besar. Selain kami ada Papa & Mama Koko, Juga keluarga Oom Mamat yang sekalian ikut untuk berlibur. Mereka ber-lima. Wah bakalan rame di kereta. Dan pastinya akan sesak karena bawaan kami saja banyaknya bikin pusing mata. Ayah bawa tas kamera serta 1 koper ukuran besar. bunda bawa tas koper sedang dengan beberapa tas jinjing. Belum yang dibawa tante Nung juga nenek. Itung-itung ada 7 tas besar. itupun setelah dikurangi karena Kakek mendadak tak bisa ikut karena sakit. Untung saja Strolerku bisa di ikutkan di mobil yang juga ke berangkat ke jogja. Kalo tidak. Pusing pasti. Ayah cuman geleng-geleng karena katanya separuh barang adalah untuk kebutuhanku!.[……….]

Continue Reading

You may also like

1 4 5 6 7 8 12