Makan Pertama

By Be Samyono (03092008.16.36)

Pagi-pagi Bunda sudah sibuk mempersiapkan sesuatu yang baru untukku.   Makan siangku – makan pertamaku!.  Hari ini tanggal 12 Juni 2008 Bunda sudah meminta nenek untuk membelikan pisang untukku.  Rencananya siang nanti adalah waktu makan siang pertamaku.  Jauh sebelumnya Bunda sudah konsultasi dengan dokter Rini tentang makanku dan sepertinya aku telah siap untuk makan, mengingat “rakus”nya aku belakangan ini … Hehehe.   Dan pisang adalah makanan yang akan pertama aku coba.   Selain aman juga gak ada efek samping. Bunda memilih waktu makan ini tak hanya karena kesiapan aku tapi juga karena sebulan lagi aku akan ke Jogja menengok Eyang Ti.   Aku harus belajar makan, jangan sampai adaptasiku terlambat sehingga saat perjalanan malah bermasalah.   Bener juga rencana Bunda.

Inginnya ayah berangkat siang hari ini untuk melihatku pertama kali makan tapi karena ada kuliah mau tak mau Ayah titip pesan pada Bunda untuk memfoto atau memvideokan aku. tetap yah!.   Tepatnya setengah satuan siang Bunda langsung menelephon ayah mengabarkan acara makanku.   Bunda panjang lebar cerita bagaimana ekspresi wajahku yang merasa aneh dengan pisang tapi tak berapa lama kemudian langsung tak sabar untuk menanti suapan-suapan berikutnya.   wah Rakus begitu komentar terakhir Bunda.   Ayah hanya tertawa terlebih setelah tahu aku dibiasakan makan di kursi specialku.   Pasti lucu!.

Selama dua tiga hari tak ada masalah dengan makanku namun setelah itu aku selalu menangis kalau pup. Selidik punya selidik ternyata pisang ini bisa mengakibatkan sembelit pada beberapa kasus. Wah! Bunda menghentikan makan pisangku dan menggantinya dengan makanan lain seperti jeruk baby.   Menunggu perutku berangsur menyesuaikan diri.   sejak kejadian itu Bunda memutar otak untuk membuat beberapa variasi makanan bagi aku.   Mulai beras merah, kacang hijau, bayam, salmon, roti dan apapun.  Apapun? … yah ternyata aku cukup bisa makan apa saja dengan senang hati dan penuh antusias.   Ini menghapus kekawatiran Bunda akan susahnya aku makan nanti mengingat baik Ayah ataupun Bunda mempunyai kebiasaan pilih-pilih makanan.   Kayaknya malah selera makanku lebih menyerupai Papa Koko yang hanya bisa membedakan makanan enak dan enak sekali.

Please follow and like us:
Facebooktwitterredditpinterestlinkedinmail

You may also like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *