Catatan Pinggir di Ulang tahun ke 6 MHI Tennis
By Be Samyono (11012011.22.52)
Hari ini 9 januari, hujan taklah datang, mendungpun tidak meradang, sama seperti yang terjadi enam tahun lalu … di hari minggu satu jam lebih awal. Saya sampai lebih dahulu ke lapangan tenis. Meski tidak datang di lapangan yang sama dan bermain dengan rekan-rekan yang serupa namun saya mempunyai semangat yang sama seperti yang saya miliki kala itu. Semangat yang membuat saya tetap mencintai olah raga ini dan semangat yang membakar keteguhan saya untuk tetap berjalan bersama MHI Tennis semampu yang saya bisa. Satu semangat yang sandarkan pada alasan yang cukup sederhana. Apalagi kalau bukan karena MHI tennis adalah rumah yang kami berlima bangun dari mula. Dan saya selalu percaya pada rumah ini. Atapnya akan selalu bisa menjadi peneduh dan ruangnya akan bisa menjadi wadah berkiprah bagi orang2 yang punya hasrat dan kecintaan pada tennis seperti kami.
Kesadaran saya yang terdalam berucap syukur bahwa banyak hal yang bisa saya pelajari selama kebersamaan dengan MHI tennis. Pembelajaran akan nilai hidup maupun pembelajaran mengenai kepemimpinan dan manajerial. Mencengangkan karena semula logika saya tidak cukup paham untuk mengamini bahwa banyak pelajaran yang berharga di komunitas ini. Namun perjalanan selama 6 tahun ini membuktikan. Tidak ada kesia-siaan.
BELAJAR DARI KERAGAMAN
MHI Tennis tidak akan pernah ada. Hal itu bisa dipastikan bila kala itu keragaman yang kami punya ternyata menjadi masalah antara satu dengan yang lainnya. Mengingat hanya 2 diantara kami yang punya kemampuan tenis terbaik. Selebihnya layaknya anggota partai penggembira. Namun kami berjalan dan mencari solusi bagaimana untuk tetap nyaman dalam perbedaan. Dan itu bukan omong kosong karena pada quarter yang kemudian berjalan selalu dibanjiri oleh peminat untuk bergabung. Dan bisa dikata setelah 6 tahun kemudian, keragaman itu tidak malah menghilang tapi justru subur dan menjadi identitas yang melekat pada komunitas ini. Hingga akhirnya terlihat dalam keragaman inilah kekuatan kami tumbuh.
Dan bukan tanpa kendala bila satu keragaman menjadi pilihan untuk dipijak dalam satu komunitas. Tercatat tak cukup sekali masalah muncul dan perpecahan mengurai. Namun itulah satu konsekwensi yang sudah dipikirkan. Keyakinan bahwa komunitas akan tetap mempunyai pangsa pasar adalah penguat menghadapi permasalahan ini. Menjadikan keragaman sebagai pondasi komunitas merupakan langkah yang tidak populer. Terlebih dalam satu komunitas olahraga dimana pencapaian dan prestasi menjadi tolok ukur. Ceruk pasar adalah target MHI tennis dan moral responsibility adalah pegangan kami.
BELAJAR MENGHARGAI INDIVIDU
Mind set untuk melihat individu hanya sebatas dari kemampuan bermain tenis ternyata adalah satu kedangkalan. Keragaman anggota dalam satu komunitas mengajarkan nilai lebih untuk bisa melihat individu lebih dari itu. Sportifitas, semangat memperbaiki skill, loyalitas juga keteladanan sangat penting untuk dilihat. Tidak sedikit kemampuan potensial tumbuh karena ketekunan dan penghargaan yang diberikan. Saya beruntung menemukan teman-teman yang bisa mensupport satu sama lain untuk tumbuh dan berkembang disini. Kontribusi dan dorongan semangat banyak diberikan pada pemain level pemula untuk lebih mengasah permainannya. Dan tidak sedikit progres yang ditunjukkan mereka sebagai timbal baliknya. Saya percaya tak lain ini adalah buah dari iklim mutualisme yang telah membudaya di MHI tennis.
BELAJAR MANAJERIAL
Dalam benak semula yang tergambar adalah begitu cair dan dinamisnya satu organisasi hingga kepemimpinan cukup sebagai jembatan untuk mengaturnya. Ternyata ini tidaklah tepat. Butuh manajerial skill dan juga system agar kegiatan dalam komunitas berjalan dengan lancar siapapun yang akan menjalankannya. Perkembangan menunjukkan saat MHI Tennis dalam kondisi homogen dan dalam hitungan tangan jumlahnya kemudahan didapat dalam menjalani rutinitas mingguannya. Namun begitu dihadapkan dengan kondisi sebaliknya kompleksitas harus ditaklukkan dengan pengorganisasian dan pengimplementasian system. Tidak hanya itu pemahaman anggota akan tujuan dan culture komunitas juga sangat mutlak untuk selalu di berikan. Tanpa terasa menjalankan komunitas hampir sama penanganannya dengan mengurus perusahaan. Bedanya komunitas tidak mempunyai keterikatan seperti perusahaaan sehingga pemahaman akan perbedaan, dinamika inisiatif serta partisipasi anggota menjadi faktor yang mutlak untuk diutamakan.
Saya menarik benang merah atas pembelajaran saya di komunitas ini. Saya melihat bahwa keindahan akan berkembang dalam kebersamaan bila kita mampu untuk menumbuhkan kekuatan untuk berbagi dan memampukan. Bukan sebaliknya, untuk mengalahkan dan menunjukkan sisi superior kita. Saya selalu berharap pembelajaran ini tidak hanya berhanti disini dan disatu sisi semoga makin banyak sahabat yang bisa memetik pembelajaran dari keberadaan komunitas ini.
Happy 6th Anniversary MHI Tennis!