Creamy Sophie

Ayah selalu suka menggangguku kalau aku tidur. Tidak saja memainkan tanganku tapi juga menciumi badanku. dia senang sekali kalau aku melakukan senam bebek. Kadang aku jadi BT juga. Kalau udah gini Bunda hanya senyum-senyum sambil bilang kalau Ayah kangen. Ah mau apa lagi. kadang ayah aku lihat berusaha untuk membantu bunda sebisanya mulai gantiin popok, pampers, mengganti bajuku, atau mendandaniku usai mandi. Maunya dia terlibat dan meringankan Bunda meski seringkali kagok dan malah jadi tawaan.

Tapi setidaknya aku masih suka digendong ayah sepulang kerja untuk menidurkanku atau didongengkan cerita-cerita dari buku bergambar. Tapi ayah konyol. Seringkali diprotes Oom dan tante karena ceritanya jadi amat norak dan ngasal. Aduh padahal kalo didenger-denger kreatif juga, makanya aku seringkali memperhatikan gambar-gambar dibuku sambil tertawa. tapi begitulah Ayah kadang mengasuhku dengan cara yang berbeda. Unik … menurutnya.

Namun ada hal yang tidak bisa dilakukan ayah padaku. Apalagi kalau tidak saat aku pub. Ayah hanya bisa teriak minta tolong Bunda kalau aku sedang bikin creamy. Terbirit keluar dan memandang aku dari jauh. sambil melakukan apa saja untuk membantu Bunda asal tidak berdekatan dengan aku yang lagi bikin Creamy. Lucu memang melihat wajah Ayah yang jadi pucat dan tiba-tiba mau muntah tiap melihat Creamy-ku. Maunya Ayah tentu gak merasa geli apalagi jijik tapi tetep saja tiap kali mau dekat langsung mau muntah. Ah! Kadang Ayah jadi jengkel sendiri.[…….]

Continue Reading

You may also like

Namaku Banyak

Namaku sesuai akte adalah Kinanthi Sophia Ambalika. Tapi saya tidak hanya dipanggil Kinan oleh keluarga Bunda dan Sophie oleh keluarga Ayah. Ada banyak panggilan yang ternyata Ayahlah pemegang rekor menjulukiku. Panggilan itu datang dan pergi kadang bertahan sehari kadangpun masih aku sandang sampai kini. Lucunya beberapa orang ingin special memanggil aku dengan julukan mereka sendiri-sendiri. Panggilan ini tidak saja melekat pada diriku tapi juga pada benda-benda milikku. Coba aku ingat-ingat panggilan dan kata sandang apa yang melekat di aku dan pernak-pernik milikku:

PERNAK-PERNIK:
Moo (boneka gantung sapi), Sharapova (Rok Putih berlipit didepan persis yang dipakai Maria Sharapova di Australian Open) Ninja (baju tidur dengan tali ala kimono) Sexy (rok berkerut melingkat didada bertali di bahu) Family diary (Buku cerita bergambar 5 animal) senam bebek (geliat badanku kala bangun tidur) baju carusel (baju pinky formal) [……..]

Continue Reading

You may also like

Selapanan

Eyang Ti mo datang! begitu Ayah mengabarkan pada Bunda suatu sore. Oh ya? Bundapun gembira sekaligus mengkawatirkannya. Eyang Ti telah berusia 72 tahun. Perjalanan ke Jakarta dari Jogja bukanlah perjalanan yang singkat dengan kereta. Pastinya sangat melelahkan bagi beiau. Meskinya perjalanan paling tepat dengan pesawat tapi Eyang Ti telah terlanjur takut. Dan ternyata bukan hanya sekedar untuk menegok anak cucu kedatangan Eyang Ti kali ini tapi tepatnya untuk menyaksikan upacara potong rambutku. Benar, Setelah (kurang lebih 35 hari = selapan) usiaku, di adat jawa ada yang namanya selapanan. Biasanya diacara itu dilaksanakan pemberian nama bayi. Dan supaya tidak ribet Ayah menggabungkannya dengan acara aqiqah sekaligus.

Rame deh. Tidak saja karena kedatangan Eyang Ti dan Pak Dhe Bambang tapi juga karena begitu sibuknya semua orang mempersiapkan acara ini. Tepatnya inggu 10 Februari lalu semua orang disibukkan dengan bagiannya. Mulai dari berbelanja, memasak, bikin bendera dari uang ribuan hingga mempersiapkan kepala muda tempat rambutku nanti digunting. Ayah bareng kakek sejak beberapa hari sebelumnya telah sibuk mencari kambing untuk acara ini. Dan alhamdullillah seekor kambing yang sehat bisa didapatkannya. Seperti biasa diacara seperti ini ayahlah yang banyak tanya ini dan itu. Maklum ini baru acara pertama dan ayah belum pernah melihat acara ini sebelumnya. Meski capek Ayah kelihatan bersemangat sekali dan tanpa protes mengikuti adat yang berlaku di lingkungan rumah kakek.[…….]

Continue Reading

You may also like

Sebulan Sudah

Bila mengotak-atik hari kelahiranku ternyata banyak hal yang menarik di temukan disana. Sebenarnya Ayah inginkan aku lahir di tanggal 1 Januari dan kalo mau pasti tidak sulit karena proses kelahiranku melalui caesar. Namun pertimbangan adat dan saran orang tua akhirnya dipilihlah tanggal 2 Januari hari Rabu. Ayah sih tak mempermasalahkannya karena keselamatan dan kesehatanku jauh lebih utama daripada maslah perhitungan hari baik macam itu. Dan ternyata tanggal 2 Januari ini punya banyak keunikan. Tanggal 2 Januari sama dengan tanggal kelahiran Eyang Jogja, juga tanggal kelahiran Tante Nung. Hari Rabu itu sama seperti hari kelahiran kakek Simprug dan Ayah tentunya. Dan uniknya bila Ayah dan Kakek Simprug punya weton yang sama maka aku dan Nenek Magetan punya weton yang sama pula. Wah! kareana banyak saudara yang jawa jadilah ini pembicaraan yang luas (karena dibahas secara panjang kali lebar). Tapi selalu saja Ayah bilang bahwa tiap anak akan punya kelebihan dan kekurangan. Tinggal tugas orang tua yang mengarahkan bagaimana kelebihannya bisa di optimalkan dan kekurangannya bisa di minimalkan. Ayah selalu sok bijak deh.

Hari ini genap usiaku 2 bulan. Siang ayah sudah menjemput aku dari kantor bersama ibu dan tante Nung untuk pemeriksaan ruti perbulan di dokter RSB Asih. Sementara Tante Rumi sudah ribut dari pagi untuk mendandaniku dengan rok baruku. Semua perlengkapankupun tak ketinggalan dimasukkan ke bas babyku. Ayah sampai terheran heran melihat bawaanku yang begitu banyak untuk 3 jam jadwalku ke dokter. Untungnya tas baby dari oom Piq2 ini bermodel hitam sederhanan layaknya tas kerja hingga tak begitu mencolok dan amat meriah penuh warna.[…….]

Continue Reading

You may also like