Tak Senarsis Ayah

Beginilah resiko bila memilih dokter kandungan yang mempunyai cukup panjang daftar antrian pasien. Meski Dokter Amru harahap di RSB Asih cukup profesional dan sangat ramah namun keterbatasan waktu selalu menjadi kendala untuk konsultasi secara detail ataupun mendiagnosa USG dengan cermat. Hingga Ayah bunda memutuskan untuk secara khusus memeriksakan aku dengan USG 4D di dokter lain yang tak antri namun cukup bisa diajak konsultasi. Dipilihlah dokter Febriansyah di RSB Gandaria. Meski beberapa opini mengatakan bahwa USG 4D hanya merupakan pemeriksaan sekunder/kosmetik belaka namun tak ada salahnya untuk mendeteksi berbagai kemungkinan secara dini. Seharusnya pemeriksaan dengan 4D dilakukan saat aku berumur sekitar 24-29 minggu dengan asumsi besaran baby cukup mudah untuk diperiksa dan telah lengkap organ tubuhnya. Namun hari itu usiaku sudah 32 minggu. Terlambat memangkarena telah cukup besar hingga agak susah untuk dipantau dengan USG. Selain memakan waktu lama memeriksanya gambaryang dihasilkanpun hampir tak ada space. Beruntung dokter Febry melakukan pemeriksaan silang dari 2D ke 4D secara detail sehingga meski beberapa gambar sulit terambil tapi organ-organ tubuh bisa dipantau satu persatu.

[…….]

Continue Reading

You may also like

Barang Keramat

BARANG KERAMAT! Begitu ayah mengolok-olok bantal hati kakak Maya. Betapa tidak keramat, kakak Maya sama sekali tak bisa dipisahkan dengan bantal itu bila pergi keluar kota atau tidur di tempat saudara. Padahal bantal itu benar-benar tidak layak pakai, bukan hanya karena telah hilang empuknya saja tapi juga aroma khas ompol sangat menusuk. Wajar karena bantal itu ada sejak kakak Maya bayi. Ayah yang usil suka menyembunyikan bantal itu atau dibuat mainan rebutan dengan kakak Maya. Rupanya tak hanya kakak Maya seorang yang punya barang keramat. Kakak Ais nyaris mempunyai barang keramat yang serupa dengan milik kakak Maya, bedanya sarung bantal kakak Ais tak pernah dicuci!. demikian juga kakak Dika mempunyai guling yang menjadi andalannya waktu tidur. Entah mengapa barang keramat ini benar-benar menjadi primadona. Mungkin karena keberadaan barang-barang ini membuat nyaman dan aman bagi diri kita terlebih kebanyakan barang-barang ini adalah barang yang memang dimiliki sejak bayi disamping kebanyakan berfungsi sebagai teman kita tidur. Bisa jadi! Padahal kalau dilihat barang-barang keramat ini pada dasarnya amat sangat tidak layak pakai. Ambil contoh punya kakak Maya. Tidak saja warnanya yang sudah pudar, empuknyapun sudah hilang plus aroma ompolnya itu. wah amat sangat menyengat.

Kakak Ais belakangan agak berkurang ketergantungannya dengan bantal buluknya. Ini karena seringnya tidur berpindah. Tak hanya tidur dirumahnya tapi kadang tidur di rumah kakek dari ibu atau bapaknya. Nah seringkali bantal itu lupa kebawa. Sekali dua kali mungkin agak menyusahkan tapi lama-lama tak menjadi masalah. Kecuali tidur dirumah bantal itu harus siap menjadi teman tidurnya. Bisa jadi ini jadi terapi buat teman-teman yang terlalu tergantung pada barang-barang keramatnya!. Hingga nggak selalu rewel bila barang itu kebetulan tak ada disisi kita.[…….]

Continue Reading

You may also like

Dokter Bilang Aku Perempuan

Jadwalku untuk ketemu dokter telah berubah menjadi tiap 2 minggu sekali semenjak kehamilan Bunda menginjak usia 30 minggu. Dua minggu yang lalu Ayah sempat panik melihat hasil USG-ku yang sungsang. Justru Bunda yang menenangkah Ayah untuk santai karena masih ada waktu untukku berubah posisi. Tak perlu kawatir karena Dokter Amrupun telah mengajarkan Bunda untuk senam sujud yang dianjurkan untuk dilakukan tiap pagi dan malam sebelum makan. Tentunya agar aku kembali pada posisi yang tepat. Dan syukurnya saat pemeriksaan senin minggu ini aku telah kembali di posisi normal. Wajah Ayah terlihat lega. Akh ayah ini…suka sekali kawatirkan aku meskipun seringkali tak ditampakkannya. Padahal Bunda selalu bilang aku baby yang pintar dan tak rewel karena selalu bisa diajak kerjasama bareng bunda.

Minggu ini pemeriksaanku cukup bagus, semua terbilang normal baik berat maupun ukuranku. Karena sudah memasuki bulan ke 7, Bundapun dianjurkan untuk mengikuti senam hamil. Lucu kali ya kalau nanti Bunda berkumpul dengan ibu-ibu hamil yang lain dan melakukan senam. Diusiaku yang sekarang sudah banyak kemampuan yang aku punya seperti membedakan terang dan gelap, juga reaksi terhadap suara. Tak jarang aku ikutan menari bila Bunda mendengarkan lagu-lagu klasik atau Ayah karaoke. Tapi jangan salah akupun bisa memilih mana lagu yang aku suka juga mana yang tidak.

[……..]

Continue Reading

You may also like

Semangat Baru Setelah Lebaran

Mestinya hari ini Bunda mengajakku berenang seperti hari-hari minggu pagi sebelum puasa lalu. Tapi sedari pagi Bunda masih terbaring dan Ayahpun yang biasanya semangat mengantar Bunda sibuk membereskan barang-barang di bengkel kerjanya. Rupanya Ayah tak tega membangunkan Bunda karena beberapa hari ini Bunda kena Flu, dan Ayahpun baru saja pulih dari radang tenggorokannya.

Lebaran tahun ini Ayah sengaja mengurungkan niat untuk pulang ke rumah Eyang Jogja karena kehamilan Bunda. Padahal Bunda ingin sekali mudik karena belum pernah merasakan mudik sebelumnya. Mungkin Ayah tak mau pengalaman mudik pertama Bunda ini menjadikan Bunda trauma mengingat mudik bukanlah hanya sekedar mempersiapkan kegembiraan tapi juga harus didukung fisik yang prima selama perjalanan. Dan bicara fisik rasanya Bunda memang harus berfikir panjang untuk bersikeras ikut mudik. Gantinya kami akan berlebaran bersama Kakek dan Nenek Jakarta. Tak ada beda malahan mungkin Ayah bisa menikmati perannya sebagai “Suami Siaga” selain lebih berbaur dengan keluarga Bunda. Dan dari sanalah sakit Ayah dan Bunda didapat. Akibat kecapekan jalan ke Subang tempat Uyut hingga jalan ke puncak keesokan harinya. Jadilah hari libur setelah lebaran ini banyak Ayah Bunda gunakan untuk istirahat dan batallah acara photo-photo di Melrimba Puncak yang ingin Bunda lakukan. Tak perlu disesali karena lebaran tahun ini sangat terasa berbeda dan sungguh luar biasa! [……..]

Continue Reading

You may also like