By Be Samyono (28082008.10.15)
Satu kesempatan saya peroleh untuk melanjutkan studi saya ke jenjang S3 di dengan program Doktoral MSDM. Kesempatan berupa waktu yang longgar dan adanya dukungan financial. Namun yang lebih saya syukuri dan mensuport keinginan ini adalah dukungan my Hunny. Saya menyadari bahwa studi ini berat mengingat adanya waktu yang harus kami korbankan dimana saya harus terpisah dengan keluarga selama hari-hari kuliah karena akses kampus yang lebih dekat ke rumah daripada ke rumah mertua dimana anak istri saya tinggal untuk sementara. Selain itupun adanya beberapa tugas memaksa saya untuk kerepotan membagi waktu antara kerjaaan saya yang multi tasking dan study yang lebih mengarah ke banyak tugas take home. Saya beruntung karena menjadi segelintir orang yang mengambil program doktoral ini selagi usia masih dibawah 35 tahun. Setidaknya tenaga dan pikiran saya cukup fresh dan terbuka. Namun rupanya keberuntungan saya ini tidaklah begitu saja menjadi modal utama karena jelas setelah satu semester saya jalani perkuliahan ini saya malah tertatih-tatih.
Baru kali ini saya kuliah di Universitas negeri (Universitas Negri Jakarta). Satu institusi dengan budaya yang jauh berbeda dengan saat-saat saya kuliah di perguruan swasta yang sangat kompetitif dan penerapan satu layanan prima. Tidak itu saja, metode pendidikan serta lingkup pergaulannyapun merupakan satu yang asing bagi saya. Rupanya disini saya harus lebih banyak effort untuk menghadapi tantangan secara eksternal daripada dari internal diri saya sendiri. Ini tidak mudah. Meski disebut tantangan tak urung saya sempat hampir menyerah dengan prinsip-prinsip saya yang selama ini saya terapkan dalam belajar. Satu semester sebenernya merupakan waktu yang lama untuk satu adaptasi, namun saya tak bisa mempersingkatnya. Hingga kini tanpa mengalahkan prinsip dan motivasi saya untuk tetap meraih keinginan saya berupaya untuk fight. Setidaknya saya tetap menjadi jatidiri saya tanpa mengorbankan prinsip yang saya junjung. Ibarat pepatah dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung. Karena bagaimanapun saya menyadari yang bisa memagang kendali terhadap diri saya adalah saya sendiri bukan lingkungan ataupun orang lain.
Yang yang paling melegakan saya adalah bagaimana kompaknya 30 rekan sekelas sekelas yang berasal dari berbagai profesi, instansi serta jabatan. Di usia mereka yang rata-rata jauh diatas saya dan jam terbang yang matang kadang memang saya tak mampu menandingi basa basi serta pendekatan personal mereka namun setidaknya saya bisa belajar untuk membuat diri saya lebih sabar dan lebih lunak menjaga kekerasan hati saya. Setidaknya semester awal ini telah berakhir Juni lalu dimana saya tidak saja mendapatkan apa yang saya inginkan, namun juga memperjelas eksistensi diri saya.
Masih ada 2 semester lagi dengan tugas akhir disertasi.
Saya tak akan menyerah! Dan saya akan berusaha untuk menikmati perjalanan menyenangkan ini.






2 comments
wah..back to school euy..
sukses terus ya, mas.. 🙂
Tetep semangat, semoga semua lancar Mas, baik karir, sekolah dan keluarganya. Beruntung sekali bisa menikmati S3.