By Be Samyono [02042011-13.13]
Semasa kecil mata saya selalu terpesona dan menggantungkan tanda tanya yang besar setiap kali menyaksikan pertunjukan sirkus di kota kecil saya. Sirkus yang di gelar di kubah raksasa dengan serangkaian atraksi yang mengalir satu persatu dan diseling kelucuan si badut amat sangat menghibur. Hari ini 02 April 2011 bayangan saya akan sirkus tradisional itu sirna. Pertunjukan sirkus modern “Voyage de La Vie” yang di gelar di Festive Grand Theater area Resort World Sentosa Singapore memberi perspective yang beda mengenai seni pertunjukan utamanya sirkus.
“Voyage de La Vie” adalah pertunjukan yang memadukan sirkus dengan theater yang ditata apik berskenario oleh bintang internasional. Tarian, nyanyian, atraksi, sulap dan acrobat maut berpadu menjadi pertunjukan utama selama 2 setengah jam tanpa jeda. Segenap ide kreatif di tuangkan Mark Fisher arsitek dan desainer panggung yang pernah menggarap pembukaan olimpiade Beijing untuk menampilkan keajaiban di tengah panggung Festive Grand Theater yang berkapasitas hingga 1.600 orang ini.
Meski tanpa badut atau hewan-hewan buas namun “Voyage de La Vie” tanpil solit dengan tata panggung nan apik dan busana yang eksotik. Gambaran sirkus tradisional hampir tak ada tergantikan dengan decak kagung akan kepiawaian menggelar pertunjukan dengan kemasan yang imajinatif. Saya begitu terpukau dengan manajemen pertunjukan dan bagaimana ice breaking sebelum pertunjukan selalu menjadi pengumpul perhatian hingga penonton dibawa pada alur cerita tanpa terpaksa. Seakan ada penyatuan antara pemain dan penonton untuk bersama-sama menjalin mutualisme selama pertunjukan.
Efek pengalihan kala pergantian property panggung juga dipikirkan dengan rapi hingga penonton tak menyadari dan merasa seakan-akan semua telah siap dan mengalir tanpa jeda. Di deret depan saya cukup bisa menikmati cara kerja panggung dan efek-efek yang disuguhkan. Semua ini membuat penampil sungguh maksimal atraksinya seperti: seperti Viktor Kee, yang dikenal sebagai salah satu juggler terbaik dunia; Aurelia Cats, penari trapeze (akrobatik tali) dari Perancis, dan artis handstand (penari dengan kekuatan satu tangan), Melanie Chy dari Swiss. Juga ada ahli atraksi panah dari Finlandia, Martti Peltonen; Linna Aunola, penari akrobat tali asal Finlandia yang aksinya sungguh mendebarkan jantung; juga manusia karet nan-ajaib dari Rusia, Alexey Goloborodko, yang baru berusia 15 tahun; serta dua pesulap asal Las Vegas, Jarret dan Raja.
Rasanya tak sayang menyaksikan proyek ambisius Singapore untuk memproduksi pertunjukan sirkus internasional pertamanya. Harga tiket yang dilego www.sistic.com dengan harga S$ 68-168 [antara 500 ribu hingga 1.2 juta] terasa terbayar dengan pertunjukan spektakuler serta gedung pertunjukan yang sangat mumpuni ini. Satu hal yang apresiatif sekali kala tepuk berkepanjangan mengakhiri penampilan para akrobatik professional ini berlaga dengan taburan balon, bola dan kertas berbentuk kupu-kupu. Indah dan mengesankan. Satu selebrasi yang mempesona.
Dalam perjalanan keluar theater saya berfikir begitu banyaknya seniman hebat tanah air yang mampu menyajikan tontonan tidak kalah hebat. Namun tak ada hitungan sebelah jari yang mampu mengemas pertunjukan secara professional dan termanajemeni dengan level internasional. Rasanya penantian untuk melihat kiprah anak bangsa untuk menjadikan seni pertunjukan tradisional muncul di tataran seni dunia masih jauh dari angan. Obat kangen hanya sesekali bisa menengok pentas mereka di panggung Explanade yang notabene bukan anak bangsa sendiri yang bisa menikmati dan mengapresiasikannya.





