Penang – Pinang – Pineng

By Be Samyono (09012012.22.21) 

Bandara Soetta terminal 3 tempat keberangkatan Air Asia masih sepi di pagi buta ini. Bahkan ruang tunggu boardingpun belum dibuka.  Kami terlalu awal datang.  Jam masih menunjukkan pukul 3 pagi.  Mungkin ini akan menjadi perjalanan yang cukup melelahkan.  Selain ini bukan perjalanan yang di rencanakan jauh hari.  Sampai semalampun masih banyak hal yang perlu dibereskan hingga tak ada waktu cukup untuk istirahat.  Dan mungkin yang paling berat adalah ini pertama kalinya saya dan istri saya harus bepergian bersama tanpa si kecil, Sophie.  Terasa ada sesuatu yang berbeda.  Berulangkali bahkan kami mengecek Sophie di tempat neneknya.  Dan bisa dibilang ini perjalanan pelarian karena mencoba sedikit beristirahat keluar dari rutinitas harian kamipun hanya menyempatkan pergi 3 hari 2 malam (tanggal 2-3 Maret 2012 dan kembali tanggal 4 pagi buta)

 

Perjalanan ini memakan waktu lebih lama daripada penerbangan ke KL.  Dihilangkannya pengisian imigration form membuat perjalanan ini lebih tidak merepotkan di bandara kedua negara.  Sekitar pukul 8 waktu setempat kami sampai di Penang International Airport di Bayan Lepas.  Penang sendiri merupakan satu Pulau sebagai pusat pemerintahan dengan George Town sebagai ibukotanya.  Meski bertuliskan Penang namun masyarakat lebih melafalkannya sebagai “Pineng”.  Hal yang mencengangkan adalah pesatnya pembangunan di pulau ini.  Di sekitar bandara dan telah dikembangkan kota modern dengan bangunan pencakar untuk kantor maupun apartment.  Bahkan dalam perjalanan dari airport ke Northam All Suit Hotel di George Town, hamparan pemandangan yang nampak mengingatkan pada Hongkong 20 tahun silam.  Akomodasipun cukup tersedia. Dengan bus kami bisa melaju ke pusat kota (Komtar-komplek Tun abdul Razak) dalam waktu setengah jam dalam kondisi jalan yang mulus dan lengang melewati sisi Penang bridge yang menghubungkan penang pulau dan daratan.  Indah.

PUSING-PUSING HARI 1

Terlalu pagi untuk bisa check in, kami memutuskan menaruh koper di consierge Northam All Suit Penang Hotel dan memulai menikmati pulau ini.  Kami memilih akan mengeskpore sekitar hotel yang kebetulan adalah jalan sepanjang pantai Persiaran Gurney.  Pantai berbatu bukanlah pemandangan yang menarik namun sisi pantai yang tertebar puluhan apartemen tingkat diatas 30 lantai menunjukkan kemoderenitasan kawasan ini.  Terlebih pedestrian yang nyaman memaksa membawa kami berjalan lebih jauh mencari tempat menarik.

Keanekaragaman agama tampak di kawasan jalan Lorong Burma, tak hanya masjid di sudut Jalan Persiaran namun juga gereja, Dhammikarama – Burmese Temple serta Wat Chayamangkalaram – Budist Temple.  Meski mirip namun kedua temple budha tersebut mempunyai elemen serta konsep yang jauh berbeda.  Burmese Temple lebih menarik dan beragam detail yang bisa dilihat, tempatnyapun lebih teduh dengan berbagai bagian lokasi yang berbeda fungsi dan penggunaannya.  Menariknya kedua tempat mendapatkan perawatan yang baik dan tidak sekedar hanya sebagai tempat situs dan simbolik.  Sepanjang siang kami habiskan untuk mengabadiakn photo-photo menarik di sini.

Matahari yang mulai terik membawa kami menuju Mall Gurney paragon untuk makan siang.  Untuk ukuran pulau Pinang mall ini termasuk besar dan mewah.  Beberapa brand Internasionalpun bisa didapati di tempat ini.  Dan yang membuat saya lebih bersorak rupanya rasa masakan di Penang jauh jauh lebih enak daripada di KL. Ini benar-benar surga!  Namun kebalikan dengan di KL, untuk transportasi bus cukup nyaman namun seringkali harus menunggu lama sehingga taksi menjadi alternatif lain walau yang membuat geleng2 tarifnya sama 12 RM untuk jarak yang kemana-mana relatif dekat. Pasrah saja untuk sarana satu ini.

Kami kembali kehotel begitu Matahari mulai meneduh. Mengistrirahatkan badan di lantai 32.  Kamar yang kami tempati merupakan kamar yang paling besar yang pernah kami tempati.  Ruangan terbagi menjadi 2 bagian.  Bagian Public berisi ruang tamu dan kamar mandi tamu sedangkan ruang private terdiri dari bed room dan bath room yang hanya disambungkan dengan partisi terbuka.  Kedepan kami melihat pantai dengan jajaran apartemen yang membuat kaki saya ngilu karena tingginya.  Tempat ini bener-bener sempurna!  Terlebih kolam renang borderlessnya luar biasa menambah bonus pada liburan kami.

Rasa lapar membawa kami menuju 1st Avenue Mall yang berada di Komtar pusat kota.  Dengan menggunakan Bus yang cukup lama menunggu kami menuju kesana.  Di Asian BBQ restoran kami memilih makan. Tak nyana ternyata di restoran yang kami pikir biasa saja ini ternyata rasanya not bad. Malah kami bisa beradaptasi dengan orang-orang sekitar.  Dibanding dengan Mall di wilayah Gurney Mall di Komtar relative berkesan ITC dan ramai.  Sejauh ini kami menemukan kenyamanan dalam perjalanan ini dan tak merasa asing.

OLDIEST DI HARI KE 2

Hari Ke 2 kami manfaatkan semaksimal mungkin untuk mengexplore Penang hingga daratannya.  Kami menunggu bus di Jalan Sultan Ahmad Syah di depan hotel untuk membawa kami ke Weld Quay Terminal yang letaknya tepat di depan Pangkalan Raja tun Uda Ferry Terminal.  Kami berencana untuk menyebrang ke Penang daratan.  Kapal yang tiap setengah jam sekali bertolak cepat kami naiki dengan Tiket 1x pembayaran untuk perjalanan bolak balik. Jangan lupa untuk menyediakan uang receh karena tiket box berupa koin sama halnya seperti naik Bus.  Perjalanan yang mengasyikkan ini memakan waktu 20 menitan dengan pemandangan dok kapal pesiar Virgo serta gereja yang terapung.  Udara pagi benar-benar membuai, sesaat kami ditengah laut Penang daratan telah terlihat jelas.

Sesampai kami di Pangkalan Sultan Abdul halim Ferry Terminal yang berdekatan dengan Station kereta Api Butterworth Kami mengambil Bus menuju Megamall Penang mencari peradaban.  Karena kami lihat bagai langit dan bumi peradaban kepulauan Pinang dan daratannya sangat jauh berbeda.  Kontras.  Lebih dari 30 menit perjalanan kami baru sampai Megamall yang membuat kami kecewa.  Mall yang lumayan besar namun tak lebih dari mall pinggiran jakarta membuat kami hanya berkeliling sejenak untuk kembali lagi ke Butterworth.  Menghibur diri dengan perjalanan dengan Bus yang memang bisa dikatakan layak dan manusiawi sarana infrastrukturnya.

Kami putuskan untuk melanjutkan perjalanan kaki begitu sampe di seberang kembali.  Mengeksplore jalan Bank dimana banyak terdapat bangunan ber-arsitektur kolonial yang sekarang beralih fungsi menjadi Perkantoran perbankan. Mengambil banyak gambar dan menyusur hingga benteng Fort Corwaliss, Penang City Hall, St George Church, Godess Of mercy temple, Masjid Kapitan Keling dan berakhir di Pasar Chowrasta. Namun sepertinya petunjuk yang kami dapat di buku berbeda dengan yang ada. Hingga kami memutuskan untuk membeli beberapa makanan kecil khas seperti hasil laut dan manisan untuk oleh oleh sebelum kembali ke hotel.  Perjalanan dengan jalan kaki ini sangat luar biasa, selain karena kemudahan akses dan kenyamanan jalan suasana lingkunganpun menunjang kami untuk menikmati perjalanan.  Seakan kami menjelajahi musium kota yang bener-benar hidup.

Keputusan yang salah saat kami mencari makan malam di Sunshine City mall. Kami tidak mendapatkan makanan halal dan kembali kami lari ke Perangin mall sebelah 1st Avenue. Menikmati makan malam di Old Town dengan hidangan Khas Pinang yang membuat kangen. Harusnya kami pergi ke atas menuju Gurney yang terlihat lebih lengkap, besar dan berkelas mallnya.  Namun semua ini terobati karena Cat Adam sahabat KL kami beserta keluarganya ada di Pinang dan bertemu kami untuk jalan melihat pasar malam di Batu Feringghi.  Reuni kecil yang tak terduga terjadi.  Tak banyak yang kami nikmati selain lapak kaki lima sepanjang. Dengan memarkir mobil di sekitar Golden Thai kami menghabiskan malam untuk menyusur lapak-lapak itu.  Tengah malam kami turun untuk mengisi perut di Nasi Kandar. Nasi India khas Malaysia.  Saya menahan diri tidak makan karena tak tahan aromanya. Dan mencoba menghemat tenaga karena esok pagi kami harus bertolak ke Jakarta.

Dengan menggunakan Taksi pagi yang ditambah extra Cost kami bertolak ke Bandara.  Terlalu singkat dan terlalu sayang untuk pulang.  Namun Sophie selalu menjadi pertimbangan lain.  Dapat dikata Liburan Penang ini sangat menyenangkan dan mengasyikkan.  Berani untuk kembali.  Akh siapa menolak. … ini terlalu indah untuk tidak diulang.

Please follow and like us:
Facebooktwitterredditpinterestlinkedinmail

You may also like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *