Saat Aku Ingin Sekolah

“Bunda aku mau sekolah” Demikian rengekku. Dan kalang kabutlah Bundaku dibuatnya. ini bukan permintaanku yang pertama juga bukan ke tiga. Ini kesekian kalinya. Dan keinginan ini makin besar tiap kali aku melihat kakak-kakak berbaju seragam atau ayah pamit untuk mengajar. Dan aku begitu riang begitu Bunda berjanji akan mencarikan tempat sekolah untukku. Aku pikir keinginanku bersekolah tak berlebihan karena aku punya banyak buku, tas sekolah dan aku suka menyanyi. Meski tante bilang sekolah itu melelahkan tapi aku melihat kegembiraan disana.

Kakek dan nenek ikut meributkan hal ini. Berbeda dari yang diharapkan mereka justru kawatir kalau aku ke sekolah. Terlalu kecil itu alasannya disamping ketakutan bahwa aku akan menghadapi kebosanan. Beda persepsi mungkin menjadi penyebabnya. Di benak kakek-nenek sekolah adalah duduk dibelakang meja dengan setumpuk PR. sekolah ada kegiatan yang akan membuat anak makin tertekan dan menjadi jera bila masuk sekolah. Mungkin mereka belum paham bahwa system pendidikan terus berkembangdan disesuaikan dengan kebutuhan anak. Inilah yang harus Ayah Bunda komunikasikan hingga keinginanku untuk sekolah bisa direspon dengan tepat […….]

Continue Reading

You may also like

Antara Udel, Buku, Jalan-jalan Dan Kerupuk

Kalau ditanya apakah hal yang aku sukai, ach…aku kebingungan menjawabnya karena ternyata banyak sekali. Ayah dan bunda benera-benar membebaskanku untuk menyukai apa saja yang aku ingini tanpa mendoktrin ini dan itu. semuanya ditawarkan padaku dan aku mempunyai hak untuk memilih. Tentunya da rambu-rambunya. selama yang aku pilih datau inginkan tidak tepat atau membahayakan. Ayah dan Bunda akan cukup tegas bilang “TIdak”. Pun sama halnya bila aku ditanya apa yang aku takuti. Aku tidak bisa menjawab spesifik. Karena utamanya ayah sanagt tidak suka bisa aku ditakut-takuti dengan berbagai hal yang tidak masuk akal. Entah itu binatang, benda-banda tertentu, kesendirian, apalagi setan. Hal ini membuatku cukup berani dengan hewan apapun kalaupun aku takut karena aku bisa menilainya entah karena binatang itu jorok atau aku geli memegangnya. Terhadap gelappun demikian. Mungkin yang agak aku takutkan adalah orang asing terutama lelaki. hahahaha entah aku mau bilang apa soal ini. Kembali ke soal kesukaan ternyata ada yang benar-benar aku sukai hingga hampir tiap hari aku tak bisa melewatkannya, Yaitu:

UDEL:

Jadi malu aku kalau bercerita, Kebiasaanku memegang udel akan muncul saat aku mikcu (mimik susu) atau nenen. Mulanya bukan udel yang aku pegang, tapi janggut Ayah atau bunda. Setelah satu tahun karena lebih didik mandiri maka kesukaan itu turun ke udel. Parahnya aku tidak hanya suka mengelus tapi juga menarik-narik. Aku sangat geram kalau bajuku tak bisa dibuka saat ritual itu akan kumulai. Padahal Bunda yang sangat cerewet soal ini, beliau kawatir aku masuk angin karena sepanjang malam aku akan menyibakkan baju tidur sampai terangkat separuh perut. Dan kekawatiran lain yaitu takutnya aku akan bodong karena udelku selalu kutarik… hah segitunyakah?

[……..]

Continue Reading

You may also like

Namaku Inan

Kinanthi Sophia Ambalika” mestinya begitu aku dipanggil secara lengkap. Ayah Bunda ingin namaku khas Jawa maka diambillah kata KINANTHI yang artinya tembang cinta/penuntun kehidupan, AMBALIKA diambil dari nama seorang dewi dalam pewayangan yang menurunkan generasi pandawa sementara SOPHIA mempunyai arti Bijaksana. Jadi kira-kira makna KINANTHI SOPHIA AMBALIKA = putri bijaksana yang menyenandungkan tembang cinta. Sengaja ayah merancang namaku dengan menggabungkan 3 kata. Alasannya sederhana, supaya aku punya nama awal, tengah dan akhir. Nama awal diambil dari bahasa kawi, tengah dari bahasa latin dan akhirku akan diberikan nama wayang. Ayah berencana akan memakai dalil pada adekku kelak. Insyaallah!

Nama Kinanthi Sophia Ambalika yang melekat di aku ternyata berpinak saat kata panggil di tujukan padaku. Banyak yang memanggilku Sophie, namun tak kalah banyak yang memanggilku Kinan kependekan dari Kinanthi. Belum lagi yang memanggil Phiphie, Mpok Nan, Tembluk, Genduk dan seabrek-abrek panggilan lain yang beralasan merupakan panggilan sayang. Lalu bagaimana aku memanggil diriku? […….]

Continue Reading

You may also like

Pribadi Unik Seorang Baby (oleh Ayah)

Suatu ketika saya lelah sekali dengan kondisi, tidak saja badan saya tapi juga pikiran. Saat seperti ini, kondisi saya tak jauh dari kata autis – tak mampu merespon stimulasi dari luar. Namun sungguh mengherankan, bila stimulasi itu berupa pertanyaan mengenai Baby saya hasilnya akan jauh beda. Entah energi siapa yang membakar, seakan saya tak bisa putus menceritakan baby mungil saya dengan mata terbinar dan kelelahan yang sirna. Mungkin inilah kekuatan semangat yang dibarakan oleh seorang anak yang tak pernah kita sadari saat tersulut.

Cerita mengenai baby sophie selalu indah, selalu membuat tergelak dan gemas meski tak saya pungkiri disisi lain Baby Sophie adalah seorang anak yang kadang tak ubahnya berpolah seperti anak-anak sebayanya, tumbuh dan berkembangan dengan dinamisnya sekurun waktu yang dilaluinya. Ngambek, malas, menangis, mogok ataupun protes merupakan polah lainnya yang juga saya temukan pada sososknya. Dalam menghadapinya reaksi sayapun tak jarang seperti orang tua yang lain yang menjadi jengkel, marah bahkan tak sabaran.[…….]

Continue Reading

You may also like