By Sam (05102007.15.09)
Seperti malam-malam sebelumnya di bulan puasa ini, aku dan bunda selalu menjemput ayah dikantornya selepas buka puasa. Bertiga dengan taksi kami lalu menuju Masjid Al Hidayah, masjid tua berarsitektur china yang megah berdiri di belakang gedung Sampoerna Strategic Square. Kami selalu menunaikan sholat tarawih disini. Ini satu pilihan yang terbaik daripada kami harus berhadapan dengan macet hingga tertinggal waktunya bila pulang terlebih dahulu. Setidaknya tempat inipun dekat dengan empek-empek @bing kegemaran bunda dan tak jauh dijangkau dari kantor ayah. Waktu masih panjang hingga ke Isya’ membuat kami memutuskan untuk menunggu di teras masjid.
“Lebaran gini di kantor banyak bazar loh Be,” Bunda membuka cerita.”Cuman duh ramenya ya, sampai ngeri kalo harus ikutan berebut dengan banyak orang. Lihatnya saja udah pusing.
Aku ketawa dengar cerita bunda yang memang paling alergi dengan belanja-belanja apalagi di tempet rame. Kulihat ayahpun cuman tersenyum mendengarnya.
“Pinginnya sih mencicil beli baju buat Dedek, tapi gimana Dedeknya masih malu kalo di USG,”
“Kalo untuk selimut, baju hangat khan unisex Hun,”
“Ya seh tapi warnanya?” Bunda menggeser duduknya untuk bisa menyandar di pilar,”Kalau dia cowok padahal kita siapin warna pink atau sebaliknya bagaimana?”
“Ach warna khan gak berkelamin hahaha,” Duh ayah mulai berteori nih,”Sepertinya Hun, kita harus membiarkan junior untuk mengenal semua warna, apapun warna itu. Kalau nantinya junior telah bisa mengenal warna dan memilih kesukaannya itu lain soal. Tapi jangan sampai dari awal dia hanya mengenal warna pink saja karena dia perempuan atau warna biru saja karena laki-laki. Kita tahu sebenarnya warna itu tidak berkelamin khan jadi biarkan dunianya pernuh warna, warna akan menghiasi hidup dia”
Bunda hanya mengangguk-angguk, Bunda paling hapal kalo Ayah sudah serius berteori seperti ini.
Benar juga kata Ayah ya. aku tak selalu harus memakai pink hanya karena aku perempuan juga tak harus memakai biru karena aku laki-laki. Membiarkan duniaku penuh warna adalah hal terbaik agar aku bisa belajar mengenali warna dan karakternya lebih baik.
“Setuju, tapi pastinya Be, Junior harus dikenalkan juga dengan banyak makanan biar gak picky seperti Bundanya,” Kata Bunda mantap sambil tersenyum malu.
Wah Bunda ngaku!
3 comments
iya..sama seperti ayah yang suka warna oranye..
😀
Halo mas..makasih udah mampir & salam kenal juga ya..
Btw..gimana kl pesen ketukang jahit biar semua warna ada..*halah jd ribet he..*
aku suka semua warna … kecuali ijo ngejreng kayak di stabilo … abis kesannya norak….tapi ternyata banyak jg yg suka warna itu