By Sam (21102007.20.32)
Mestinya hari ini Bunda mengajakku berenang seperti hari-hari minggu pagi sebelum puasa lalu. Tapi sedari pagi Bunda masih terbaring dan Ayahpun yang biasanya semangat mengantar Bunda sibuk membereskan barang-barang di bengkel kerjanya. Rupanya Ayah tak tega membangunkan Bunda karena beberapa hari ini Bunda kena Flu, dan Ayahpun baru saja pulih dari radang tenggorokannya.
Lebaran tahun ini Ayah sengaja mengurungkan niat untuk pulang ke rumah Eyang Jogja karena kehamilan Bunda. Padahal Bunda ingin sekali mudik karena belum pernah merasakan mudik sebelumnya. Mungkin Ayah tak mau pengalaman mudik pertama Bunda ini menjadikan Bunda trauma mengingat mudik bukanlah hanya sekedar mempersiapkan kegembiraan tapi juga harus didukung fisik yang prima selama perjalanan. Dan bicara fisik rasanya Bunda memang harus berfikir panjang untuk bersikeras ikut mudik. Gantinya kami akan berlebaran bersama Kakek dan Nenek Jakarta. Tak ada beda malahan mungkin Ayah bisa menikmati perannya sebagai “Suami Siaga” selain lebih berbaur dengan keluarga Bunda. Dan dari sanalah sakit Ayah dan Bunda didapat. Akibat kecapekan jalan ke Subang tempat Uyut hingga jalan ke puncak keesokan harinya. Jadilah hari libur setelah lebaran ini banyak Ayah Bunda gunakan untuk istirahat dan batallah acara photo-photo di Melrimba Puncak yang ingin Bunda lakukan. Tak perlu disesali karena lebaran tahun ini sangat terasa berbeda dan sungguh luar biasa!
Libur kali ini kurang lebih 10 harian. Jakarta terasa lengang dan tanpa macet didalam kota tapi sangat berjubel di kawasan wisata. Namun bagi Ayah yang terbiasa kesana kemari keadaan ini justru terasa membosankan. Makanya jauh hari sebelunya Ayah sudah membawa beberapa kerjaan kerumah untuk mengusir kebosanan termasuk akses internetnya. Dan besok senin adalah hari kembali masuk kerja. Sepertinya hanya ayah yang semangat menyambutnya bukan Bunda. Aku mungkin tidak heran melihat hal ini, bagi Ayah yang wiraswasta murni esok adalah hari yang ditunggu untuk menunjukkan kinerja dengan berbagai rencana yang selama ini telah diagendakan oleh Ayah sendiri. Namun bagi Bunda yang notabene bekerja sebagai karyawan itu satu hal yang membosankan karena akan kembali pada satu rutinitas. Yah inilah beda bekerja sendiri dengan bekerja untuk orang lain.
Kalau aku sendiri tak kalah semangatnya dengan Ayah. Karena besok aku akan menemui Dokterku! Dokter amru Harahap yang ramah itu. Ayah dan Bunda pasti juga maih penasaran untuk tahu jenis kelaminku. Apa aku akan menunjukkannya?
Kita tunggu besok ya.
6 comments
jd pingin tau..cewek pa cowok ya..:)