By Be Samyono (02092008.09.36)
Dalam perjalanan kereta saat saya berlibur bersama keluarga untuk memperkenalkan Baby Sophie kepada sanak kerabat kami tersela dengan berita mengenai semester pendek. Nafas saya seakan menjadi pendek membayangkan bahwa saya harus mengajar di Universitas Al Azhar selama 3 minggu berturut dan dalam waktu yang bersamaan sayapun harus masuk kuliah di UNJ dalam semester pendek pula. Bedanya Semester Pendek di UAI saya harus mengajar 20 anak yang mengulang mata kuliah Dasar-dasar manajemen sementara di UNJ saya harus menguasai matakuliah Inter Cultural Management & Leadership. Mengenai kesamaannya adalah bahwa saya harus bertemu dengan orang yang sama dalam waktu tiga-empat minggu terus menerus. Akhirnya saya mempertanyakan keefektifan adanya Semester Pendek. Bukan karena kebosanan saya bertemu dengan orang yang sama tapi peran saya sebagai dosen sekaligus mahasiswa pada akhirnya bisa berkaca untuk menjawab pertanyaan saya sendiri.
Sebagai dosen yang kejar tayang ada hal yang hilang disaat saya harus mengajar Semester Pendek. Sulit bagi saya menjaga animo dan motivasi mahasiswa untuk tetap konsisten mengikuti kuliah disamping faktor kebosanan bahwa sebenarnya mereka telah beberapa kali mengambil matakuliah ini walau tidak lulus.Selain itupun saya sulit untuk mendidik karena saya lebih ditekankan untuk mengajar. Mengajar agar target mereka untuk lulus dimata kuliah ini bisa terpenuhi. Ini satu kehilangan bagi saya karena saya lebih suka memposisikan diri saya sebagai pendidik bukan pengajar. Terlebih pengajar yang kejar tayang.
Sebagai mahasiswa yang mengikuti dua mata kuliah sore hingga jam 8 malam, kuliah semester pendek ini merupakan pengurasan energi tersendiri utamanya karena pagi hingga siang kami semua bekerja. Matakuliahpun dipadatkan padahal ini bukanlah sesi mengulang. Pun ditambah tugas yang tak dikurangi untuk mengejar materi. Akibatnya semua matakuliah berlalu tanpa ada pendalaman kecuali memenuhi absensi dan pengumpulan tugas. Sayang. memang semester pendek di UNJ ini adalah percobaan untuk menyingkat waktu kuliah mahasiswa. Mungkin bagi rekan-rekan yang masuk program ini dengan tujuan utama mendapatkan gelar hal ini bukanlah masalah besar. namun bagi beberapa diantara kami yang menginginkan materi ini bisa kami implementasikan dan sharingkan ke anak-didik merupakan satu bencana.
Bisa jadi ini semester pendek tahun ini merupakan hal yang berat bagi saya, karena badan saya tidak mensuport padatnya kegiatan dan banyaknya pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Namun kembali lagi ini merupakan satu pilihan yang mau-tak mau harus saya ambil, jadi tak pantas untuk menjadi satu sesal. Justru dibalik itu saya merasa terbiasa untuk menjalani hal berat ini.
2 comments
Wah, senangnya bisa going abroad n_n!
Apalagi sambil kuliah dsana…. Salut mas!
mantapp dengan kuliahnya sm jobnya…
salut abis…
maju terus…
merdeka…