By Be Samyono (21102009-11.45)
Setelah lebaran kemarin begitu banyak photo rekan-rekan jaman SMA maupun Kuliah yang bertebaran di Facebook dalam acara reuni. Komentarpun saling menimpali mulai dari pernyataan mengenai perubahan dalam 15-20 tahunan yang terjadi hingga candaan ala kebersamaan tempo doeloe. Tidak itu saja. ketakjuban, keheranan dan rasa kangenpun campur aduk menciptakan canda dan rasa terima kasih. Sayang aku tak ada di semua event itu, aku hanya bisa terbatas mengomentari sekaligus menerima kritikan kenapa justru tidak datang di acara yang aku sendiri usulkan. Nah!
Kekuatan Facebook memang luar biasa, karenanyalah dalam kurang dari 2 bulan sebagian besar teman seangkatan di SMA 1 Magetan dan semua teman seangkatan Arsitektur Petra kembali bertemu. Reuni online-pun terjadi dengan saling bergosip dan mengaduk-aduk ingatan lama saat jaman bersama sekaligus perburuan mencari temen-teman yang hilang. Groups dan Fansbookpun segera dibuat untuk mewadahi semua teman yang mulai terberai. Waktu seakan kembali berputar bagai baru kemarin semua itu terjadi. Dan sedetik kemudian bagai tersentak betapa waktu itu semua hampir terkubur dan betapa berubahnya kami kini. Tak hanya fisik yang mulai berkerut dan melebar kesamping, kehidupan kamipun sudah tak banyak yang sendiri, berkeluarga dan mempunyai junior.
Entah bagaimana teman lama melihat diriku yang kini. Berubahkah atau stagnant masih seperti yang dulu. Seorang teman SMA terkaget2 gak sangka itu saya orang yang dia pernah taksir dulu. Namun teman yang lainpun dengan cepat meng-add aku tanpa ragu. Aku hanya bisa katakan kini bahwa aku tidak dipanggil dan menggunakan nama panjangku lagi yang memang “terlalu populer” dan terancukan dengan nama sejenis dan sama. Soal muka, badan dan ketinggian aku jamin sama. Dengan proporsiku yang kecil sedikit perubahan berat badan dan kerutan sama sekali tak membuat orang lupa padaku. Mungkin yang membedakan hanyalah gayaku yang tak lagi menganut rambut ala kadarnya atau ala Andy Lau yang ngetrend waktu itu. Akupun telah meninggalkan celana baggy dan baju yang dilinting diujung lengan dan di ujung kaki. Secara psikologis aku masih ingin tetap dikenal sebagai aku yang dulu. Yang tetap usil, banyak omong dan dan rame. Dan karena pekerjaanku yang informal dan menuntut kreatifitas maka semua itu sepertinya masih tetap bisa aku pertahankan. Di sisi lain mungkin menjadi keuntungan karena aku tak pernah terbungkus dengan seragam atau baju kerja yang justru membuat aku lerlihat lebih usur. Dan begitulah aku pada nyatanya, kondisi lahir yang sulit untuk dibelokkan apalagi diubah.
Reuni Offline akhirnya aku lontarkan kepada rekan-rekan yang segera mereka tangkap dan realisasikan. Dengan alasan kemudahan mengumpulkan teman-teman di saat lebaran seperti ini. Kalimat maafpun sebelumnya telah aku lempar karena tidak mungkin bila aku hadir saat itu. Selain reuninya diadakan di surabaya dan magetan akupun memang jauh hari sebelumnya tidak merencanakan untuk mengunjugi 2 kota yang telah lama aku tinggalkan itu. Sangat terlambat untuk memperoleh tiket di saat lebaran seperti ini. Kalaupun menyesal tentunya itu ada dipihakku yang hanya bisa kembali melakukan reunian dengan temen2 dengan cara online. Bagiku pribadi reuni adalah silaturahmi pertemanan. Apapun yang terjadi pada kami dan bagaimanapun kami sekarang aku pikir dulu kami pernah berada disatu tempat yang sama dan didik dengan cara yang sama hingga terbangun pertemanan. Dan hal itu tidak ada yang bisa mengubah bentuk pertemanan yang ada. Hingga satu hal yang salah bila disaat reuni kita tak bisa datang. Apapun alasannya!