By Be Samyono (29102009-11.14)
Ayah pernah bilang ke aku bahwa kami beruntung atas hadirnya Bunda. Dan ayah selalu bilang bahwa dia berterima kasih kepada bunda yang bisa diandalkan dalam merawatku. Tidak hanya tahu bagaimana merawat tapi juga punya strategi bagaimana mendidikku. Cerita ayah, beliau sebenarnya tak berharap banyak akan kebisaan bunda ini mengingat betapa tomboy dan cueknya Bunda. Hingga apa yang telah Bunda berikan kini bisa dikatakan sebagai hal luar biasa yang ayah dan aku terima. Tak bisa dibayangkan bagaimana bila hanya ayah yang harus mengambil alih peran itu? aku yakin tak hanya berantakan tapi juga kekalangkabutan akan terjadi setiap harinya. Bayangkan saja selama ini hanya sekali ayah mencebokiku. Selebihnya ayah hanya bisa teriak memohon “Bundaaaaaa!” begitu aku bikin Creamy. Pun kalau aku lagi sakit dan muntah, jangan harap bisa di bantu ayah. Karena ayah akan ikutan muntah dengan tidak kalah hebat. Ayah benar-benar ayah yang aneh yah hahahaha.
Apakah ayah memang benar-benar aneh seperti kataku? yaiyalah. Kadang kakak, nenek atau tante suka geleng kepala melihat bagaimana cara ayah mengajakku bermain juga cara aku diajak belajar. Pendek kata ayah mengajarku bermain dengan caranya sendiri. Mungkin karena unik inilah aku lebih suka bermain dengan ayah daripada dengan bunda. Ayah tak segan untuk bertingkah diluar nalar atau menirukan hal yang tak lazim untuk membuatku tertawa atau mengembangkan imajinasiku. Ayahpun jarang mencontohkan memainkan mainanku secara standart. Biar kreatif begitulah dalihnya. Dan memang benar aku akhirnya terbiasa menggunakan imajinasiku untuk bermain. Bukan itu saja ayah suka sekali mempelesetkan lagu ataupun dongeng yang dia bacakan dari buku. Bunda suka jengkel kalo ayah lakukan ini karena tiba tiba cerita binatang jadinya cerita horor. Ah aku hanya tertawa-tawa saja. Tapi sepertinya ayah sengaja lakukan ini supaya aku bisa melihat banyak sisi dalam satu hal. Bisa menghubung-hubungakan banyak hal secara logis. Dan sepertinyapun aku terbawa dalam pola pikir ini.
Dalam banyak hal sepertinya ayah dan bunda bisa berbagi dan saling mengisi memperkaya kebisaanku. Namun soal rambutku kayaknya ini mutlak kekuasaan ayah. Saat aku digundul umur 6 bulan ayahlah yang menggundul dan mengerok rambutku hingga licin. Pun soal poniku yang tumbuh tiap bulan. Disaat semua orang meributkan rambutku yang makin panjang dan membuatku gatal kena ujung rambut, ayah malah bilang anak perempuan harus terbiasa dengan rambut panjang. Ayah tahu rambutku yang coklat dan ikal diujung membuatku tampak beda dan lucu. Inilah yang ayah coba pertahankan. Kemarin saat nenek menyarankan untuk memotong bob rambutku malah ayah secara sengaja membuat layer ekstrem di rambutku. Hasilnya memang lucu sih, rambutku tetap panjang dan ikalnya tetap nampak.
Dari sini aku menyadari, mungkin ayah memang ayah yang berbeda dari ayah-ayah teman-temanku. Ayah yang aneh dan unik. Tapi bagaimanapun dia adalah ayahku yang aku tahu selalu ada ALASAN dibalik KEANEHAN-nya.
1 comment
sophie dah diceritain dongeng ny.luma blum sm ayah…:)