Sam’s Angels

By Be Samyono (11122012-20.14) 

[Catatan Ayah]

Saya belumlah genap 40 namun “life begin at 40’s” rasanya cukup saya angguki mulai terjadi pada saya.  8 Desember 2012 lalu kehidupan perkawinan saya di genapi dengan hadirnya 1 bidadari kecil yang saya sematkan dengan nama “Pinastikha Ilona Arhimbi”.  Terhitung telah ada 3 bidadari cantik di sekitar saya: Bunda, Sophia dan Ilona.  Antara gembira khawatir dan keluapan harapan saya rasakan sedemikian hebat.  Entah saya merasa dihadapkan pada satu kondisi bahwa saya harus cukup matur dan bijak membawa peran saya.  Menerima titipan ini dengan tanggung jawab dan membekali mereka dengan bekal keilmuan maupun hal moralitas.  Sepertinya saya layaknya Charlie di film charlie’s angels, selalu menanti sapaan angels saya setiap hari, “Good morning, Ayah Sam”

ANGEL KE 3:

Kebersamaan 5 tahun bersama Sophia menggoreskan hal indah dan rasa syukur.  Seakan saya pribadi merasa tidak yakin akan bisa membagi kasih sayang penuh kami kepada adiknya nanti.  Untuk itulah perlu tahun untuk memberikan kepastian bahwa dia cukup bisa menerima kondisi akan berbagi kasih sayang dengan kehadiran seorang adek.  Mungkin juga ini terjadi karena latar belakang saya yang tunggal dalam keluarga.  Begitu dia bisa memahami arti keberadaan seorang adek kamipun merasa siap memberikan.

Begitu allah mulai menitipkan calon adek pada Bunda.  Tak terkatakan bagaimana setiap hari saya memikirkan apa nanti yang akan terjadi.  Kenyamanan dengan Sophia menuntun saya untuk berkeinginan memiliki anak ke 2 yang serupa dengan dia.  Walaupun sebenernya saya harus menertawai keinginan ini karena jelas tidak mungkin. Namun saya tidak yakin akan bisa menerima perbedaan. Saya hanya berdoa bila Sophia bisa memberikan kebijaksanaan dalam cintanya maka saya berharap yang kedua ini bisa menjadi penerang/pemimpin yang teguh dan membawa keteladann. Melengkapai hal-hal positif yang dimiliki oleh kakaknya. Saya tidak spesifik meminta laki-laki/perempuan karena bagi saya sifat lebih utama daripada jenis kelamin.

Dan Ilona pun dihadirkan kepada saya.  Dititipkan dengan rencana yang berbeda.  Sejauh apapun kami merencanakan namun garis yang Allah berikan lebih kuasa untuk dijalani.  Beberapa hal ini menjadi kuasa itu.

  • Banyak orang yang mengatakan kehamilan bunda ini akan membuahkan bayi laki-laki.  Tidak saja karena bentuk fisik kehamilannya yang lonjong dan besar namun juga prilakunya yang malas dan tak merawat diri. Berbeda saat hamil sophia dulu yang terkesan bersih dan centil. Dalam kebingungan saya telah menyiapkan 2 nama bayi lai-laki dan perempuan untuk jaga-jaga.  Dalam tidak kepastian akan jenis kelamin dan sulitnya melihat saat USG ternyata kehamilan ini membuahkan bayi perempuan yang cantik bukan laki-laki yang tampan seperti penampakannya.
  • Waktu kelahiran terjadi 2 kali kesalahan merencanakan waktu.  Tak dipungkiri sebagai orang jawa hitungan Nepton kadang masih menjadi referensi.  Saat dokter menyatakan waktu lahir adalah tanggal 20-an Desember. Kami telah merencanakan untuk dilahirkan Caesar (karena penyempitan pinggul bunda) pada tanggal 21 Desember.  Tanggal indah karena sama dengan kelahiran Bundanya termasuk hari jum’at-nya.  Rupanya tanggal itu untuk perhitungan normal.  Untuk kelahiran Caesar harus ditarik mundur 2 minggu.  Akhirnya kami sepakat untuk mengambil hari senin 10 Desember 2012.  Ternyata Ilona dihadirkan di hari Sabtu 8 Desember 2012.  Karena pukul 3.30 terjadi ketuban pecah hingga harus segera dibawa ke RSB saat itu juga.  Tak selang waktu lama diputuskan dia akan dioperasi pukul 7.  Serba Cepat dan tak terduga.

Namun jauh dari itu saya percaya Allah telah memberikan apa yang saya minta yaitu seorang anak yang bisa menjadi pemimpin panutan.  Karakter keras (baca Teguh)nya telah terlihat.  Kini tinggal tanggung jawab kami untuk membentuknya dalam kepositifan.

TRANSISI:

Kini kami telah diberi titipan yang mungkin secara fisiologi hampir tak ada beda saat bayinya.  Namun jauh dari itu saya mendorong diri saya untuk menerima perbedaan yang nantinya akan muncul diantara keduanya.  Saya percaya perbedaan itu adalah keunikan dan anugerah.  Kewajiban saya untuk bisa menghargai dan memandu agar perbedaan itu tidak akan menjauhkan dan memisahkan kami sebagai satu keluarga tapi justru menjadi rasa pemersatu, pengikat dan perekat akan apa arti sebuah keluarga.

Bagaimanapun kehadiran Ilona adalah pelengkap , menyempurnakan langkah keluarga kami.  Sepertinya cukup menarik seakan kami dibawa kemasa kecil Sophia.  Dengan kemiripan yang ada dan proses mengasuh bayi yang sudah 5 tahun lalu kami tak jamah, hari hari serasa baru kembali kami lakukan. Saya masih mengingat moment betapa bahagia dan bergetarnya saat menyaksikan moment kelahiran dan pertemuan dengan anak-anak saya.  Sama dengan moment yang masih saya rasakan saat memandang mereka dan mensyukuri kehadiran mereka.  Satu titipan yang priceless dari yang diAtas.

Kepulangan dari RSB 11 Desember 2012 hari ini menjadi tantangan bagi saya untuk mentransisikan peran saya sebagai ayah yang sepenuhnya memberikan kasih sayang pada putri satu-satunya, kini harus ditambah dengan kata adil.  Adil untuk sama-sama memberi kasih sayang secara utuh. Tidak 50%-50% tapi sama sama 100% untuk ke 3-nya.  Satu semangat telah saya miliki untuk bisa membuktikan apa yang saya janjikan ini. Insyaallah.

Please follow and like us:
Facebooktwitterredditpinterestlinkedinmail

You may also like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *