Sophie di Usia 21 Bulan (Oleh Ayah)

By Be Samyono (08102009-19.47)

Genap berusia 21 bulan usia Baby Sophie tanggal 2 Oktober lalu. Saya kadang tak sadar akan perkembangan serta perubahannya yang sangat cepat baik fisik maupun pemikirannya. Mungkin hal ini karena saya dan Bundanya selalu bersamanya setiap hari maka taklah terasa perubahan yang terjadi pada dirinya. Baru saya akan terbelalak dan terkaget-kaget bila saya kembali membuka file photo-photo serta video dia yang tersimpan rapi di external disk andalan saya.  Terperangah melihat begitu berubah fisiknya tiap bulan dan begitu cepat kebisaannya berkembang. Sepertinya ini menjadi berkah yang sangat saya syukuri  dimana saya dan Bunda masih mampu untuk membagi kasih kepadanya melalui tangan kami sendiri serta melihatnya tumbuh dipangkuan kami.

Satu hal yang bohong bila saya tak mempunyai kecemasan terhadap masa depan Baby Sophie. Tidak saja kecemasan bahwa saya tak akan mampu untuk memberikan hal terbaik bagi dirinya, membentuk sesuai dengan kebutuhannya, mendidiknya secara tepat namun juga ketakutan akan banyak hal diluar sana yang tidak bisa selalu kami kendalikan dan awasi. Namun kembali berulang saya yakinkan diri saya dan selalu meminta penguatan dari Bunda Sophie bahwa:

Anak adalah kasih yang Allah titipkan. Melalui dirinyalah seharusnya syukur dan tanggung jawab kami sebagai orang tua harus kami penuhi. Tak perlu ada kecemasan selama selalu bersikap yakin dan menanamkan keihklasan disetiap langkah dalam memeliharanya tanpa mengharap balasan. Hingga pada akhirnya tak pernah ada beban dan hutang budi diantara kami. Karena bagaimanapun hubungan antar anak dan orang tua adalah hubungan kasih dalam hak dan kewajiban serta pertanggungjawaban bukanlah hubungan hutang-piutang yang harus terlunasi.

Karena anak adalah titipan, dia bukanlah saya, bukan pula bundanya. Dia adalah dirinya. Kesadaran akan hal ini saya upayakan untuk dibawa dalam cara mendidiknya. Kami hanya berperan sebagai pengarah dan pembentuk serta pemberi rambu, biarlah dia yang menentukan langkah dan inginnya. Anak juga satu pribadi yang unik hingga wajar setiap cara didik haruslah berbeda pendekatannya dan metodenya.

Dan terakhir, keluarga adalah pendidik paling utama agar dia bisa menentukan sikap di lingkuangan luar. Prinsip hidup diupayakan ditanamkan sedari dini.  Dan dari keluargalah yang harus mempersiapkan semua itu hingga anak mengerti antara hak-kewajiban, salah-benar juga memahami kemana tujuan hidupnya.

Semoga hal ini bisa selalu saya sadari ….Semoga doa sederhana saya untuk selalu bisa bersyukur akan hadirnya serta pinta untuk selalu diberi keikhlasan dan kekuatan sebagai orang tua yang bisa memberi hal terbaik bagi langkahnya, bisa di dengarnya. Tak lupa pinta agar dia bisa selalu meletakkan bunga seroja di telapak bundanya ……. tuk mengharumkan SURGANYA kelak.

Amin!

Please follow and like us:
Facebooktwitterredditpinterestlinkedinmail

You may also like

6 comments

  1. ternyata setiap orangtua pikirannya nyaris sama ya.

    mengamini doanya, dan menduplikasi doa itu untuk anakku dan kehidupan sendiri. Very touching!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *