By Be Samyono (09012007.17.52)
Jauh dari “kehidupan Baru” dalam arti terlibat di dunia tumbuh kembang balita membuat saya mempunyai pemikiran yang praktis selama ini bahwa wanita dan pria mempunyai beban yang sama utamanya dalam merawat anak. Beban yang sama berat meski punya dimensi aplikasi yang berbeda. Saya salah! dan harus mengakui itu. Meski dibilang tanggung jawab merawat anak sama besar namun nyatanya seorang ibu mempunyai beban fisik dan psikis yang jauh lebih berat dibanding seorang ayah. Bahkan kondisi ini mulai berlangsung begitu dini saat anak mulai membentuk dirinya sebagai janin dalam rahim. Saya selama ini hanya tersenyum bila mendengar keluh seorang ibu yang memaparkan cerita betapa repotnya menyusui, mengasuh anak ataupun berada dalam kondisi hamil. Senyum saya bermakna kata”kenapa repot?” karena bagaimanapun semua itu toh hal yang natural. Hal yag lazim dan sudah menjadi tanggung jawab tak terbantahkan. Saya melihat keluhan itu bagai suatu dalih.
Enam hari ini saya berjumpa dengan “kehidupan baru” itu setelah 39 minggu saya terlibat dalam kondisi kehamilan istri saya. Saya ikut merasakan bagaimana 3 bulan pertama kehamilan merupakan kondisi yang sama-sama serba salah. Ketidakadanya pengalaman karena merupakan satu keluarga yang baru dan kondisi psikis yang terbentuk karena perubahan hormon istri menjadi pemicu dasar yang tak bisa dihindari. Meski bulan selanjutnya sudah mulai beradaptasi tapi menjelang tiga bulan terakhir sebelum melahirkan kembali kondisi itu muncul. Utamanya karena perkembangan janin yang makin besar sudah tidak bisa kembali memberikan kenyamanan fisk bagi seorang ibu. Terlebih bila dihadapkan pada kecemasan menjelang melahirkan, menjadikan situasi makin tidak konduksif.
Ada kata beruntung karena istri saya melahirkan dengan caesar karena kasus cephalo velvic disportion, hingga masa mules dan pembukaan yang seringkali menjadi masa yang paling menghebohkan tidak dilalui. Pun ketika melahirkan istri saya tidak mengalami kesakitan. Namun itu semua harus ditebus di masa pasca melahirkan. Disaat kondisi pasca operasi yang belum pulih benar dia harus dihadapkan untuk segera memberikan susu kepada anak kami. Kata menyusui adalah kata yang umum dan mudah. tapi tidaklah demikian prakteknya. Kondisi ibu yang lemah, belum keluar air susu dan belum berpengalaman berhadapan dengan kondisi bayi yang lapar namun belum mampu untuk bisa menyusu dengan benar. Hasilnya tak jarang membawa keduanya pada tahap stress.
Asi eklusif menjadi pilihan istri saya untuk si kecil. Hal ini menjadi tantangan yang luar biasa karena bayi hanya akan mendapat asupan dari ASI saja. Asupan yang secara rutin harus diberikan 2-3 jam sekali. Dan, mulailah babak petualangan baru bagi seorang ibu. Petualangan fisik untuk menahan sakit dari kondisi pasca melahirkan, kelelahan fisik karena kurangnya istirahat, sakitnya payudara karena si bayi belum bisa menyusu dengan benar dan bisa jadi bukan bayi saja yang menjadi fokus pekerjaan seorang ibu. Wajar bila masa-masa seperti ini muncul baby blues syndrome. Dalam situasi ini saya bisa membantu meringankan dan memotivasi istri saya namun jelas saya tak mampu untuk menggantikan peran ibu terlebih mengantikan rasa sakitnya.
Dan kembali saya katakan itu tidak mudah. Seringkali saya memposisikan diri saya bagaimana bila harus berperan menjadi seorang ibu. Saya harus katakan saya tak yakin bisa melakukan itu semua dengan baik. Jauh saya kembali menyadari bagaimana perjuangan seorang ibu untuk memupuk satu kehidupan. Tak hanya dengan air mata, peluh dan keikhlasannya namun juga nyawanya. Deretan kata itu bukanlah satu hal yang klise namun kini kupahami benar makna dan rasanya. Dan sungguh kuamini Kenapa Rasul menempatkan ibu dalam kemuliaan.
Ibu … terima kasih atas kehidupan ini.
Huny, I love you ………… always!
4 comments
baru tahu sam????
stress seorang ibu akan bertambah saat bayinya sakit.. hiks
alo kinan, menyusu yg sabar ya..
buat ibu yeni, jg yg sabar ya.. 🙂
percaya atau ga, bayi bisa kok diajak komunikasi 😉
wah bisa tambah ilmu nih buat ntar klo dah punya istri…
pasti sakit bgt tuh, mbak kandungku juga baru hamil pertama kali…rencana april melahirkan…bsa aku kasih tau tuh…
halo mas sam, selamat yah, aq dah liat poto kinanthi di FS nya, cantik bgt, pasti krn ibunya jg cantik 🙂
semoga tumbuh sehat spt yg diharapkan ke 2 ortunya,amin ..
oh iya, jawabannya : nggak, nggak sexy mas, hahahaa ( klo aq jwb sebaliknya, takut aq, ntar mas tambah narsis 😀 )