By Be Samyono (019022012-10:19)
Lepas dari Melaka Mei 2010 lalu, saya menyerahkan jadwal liburan kepada anggota perjalanan. Saya menawarkan untuk memberi waktu yang bebas untuk memilih tempat yang mereka sukai. Saya sepakat untuk memberikan waktu di KL untuk kesenangan Sophie. Beberapa kali ke KL membuat saya enggan untuk mengunjungi tempat tujuan standart. Saya menunjuk sunway lagoon, kolam waterboom untuk memberikan kesenangan buat Sophie sepanjang hari selama hari ke 3 di KL. Sophie sendiri terlihat bersemangat mendengar kata renang. Dan mulai tak sabar meski kami baru bisa melakukannya keesokan harinya. Perjalanan dari Melaka cukup jauh. Kami menyinggahi Putrajaya dan makan siang disana sebelum merapat di KL dan menginap di Le Meridien, hotel yang terletak tepat di jantung bukit bintang berseberangan dengan Berjaya Time Square.
Inilah kelebihan berwisata di malaysia. Rate hotel tidaklah segila di Singapore. Meski pelayanan tidaklah se-exelent di Indonesia namun harganya bisa dibilang lumayan murah. Sayangnya soal makanan tidak bisa berharap lebih di KL. Rasanya jauh dibawah rata-rata. Saya sering pusing terutama saat membawa anak atau harus berhadapan dengan menu India. Kondisi KL yang tak jauh beda dengan jakarta dalam soal budaya inilah yang cukup membuat mengunjungi KL serasa balik kampung. Malah bisa dibilang lebih memilih kemari daripada ke jogja malah. Apalagi kalau bukan harga tiket yang menjadi parameter.
Perjalanan ke Sunway lagoon dipagi hari diawali dengan berita buruk karena mobil sewaan kami menabrak penghalang parkir karena tak terlihat. Cukup parah. Namun kami ingin segera melupakannya. Takut malah merusak mood kami. Waktu mengambil arahpun kami keliru mengambil arah menjauh lewat tunel bawah tanah sepanjang lebih dari 10 KM. Meski satu keputusan yang salah cukup kami syukuri melihat kemampuan negeri jiran ini mampu membangun proyek spektakuler untuk ukuran jakarta ini. Perjalanan 1,5 jam kami tempuh untuk sampai disana. Rombonganpun terpisah dan kesenagan bersama Sophiepun dimulai.
Dengan tiket yang dibandrol antara Rp 200 ribuan perorang untuk menikmati 3 park sophie kembali terlihat tidak sabar untuk segera berenang. Sejatinya Sunway adalah waterboom terpadu yang memadukan kolam renang hiburan dengan beberapa wahana lain seperti screem park, amusement park, wild life park dan ekstrem park. Terletak di satu lembah yang dikelilingi hotel dan mall Sunway. Sunways lagoon terkesan sangat menarik, luas dan terpadu. Sayang beberapa petunjuk kurang jelas hingga kami kebingungan dan tersesat saat di wild park. Belum lagi kurangnya petugas yang memberikan informasi.
Sengaja saya giring Sophie untuk menikmati hewan-hewan jinak yang berkeliaran di wild park. Saya cukup bangga pola didik kami membuat sophie tak takut akan banyak hal remeh. Termasuk untuk memegang beberapa binatang dan serangga. Taman inipun memebri sentuhan beda. Bagaimana ayam, unggas, merpati dan merak yang dilepas memberi kebebasan bagi pengunjung untuk berinteraksi. Puas dengan wild park kami menuju water park. Tak beda dengan waterpark di jakarta Sunway dilengkapi juga dengan beberapa wahana air yng berbeda-beda bahkan ada kolam yang ditata persis seperti tepi pantai dan beberapa kolam main bertema yang bertebaran. Ini semua dunia sophie. Seperti tak puas dia menikmati berbagai pancuran dan perosotan meski saya dan bundanya kadang merasakan kekawatiran. Terlnih bila dia memaksa untuk bermain seluncuran di tempat yang seharusnya bukan di usianya. Kecapeanpun tak terlihat. Kolam ombak dan kolam pantaipun sudah dicoba semuanya namun Sophie merasa disinilah tempatnya hingga baru setelah tubuhnya menggigil mulai kisut dan biru kesenangan ini harus dihentikan. Meski beberapa teman memberi komentar bahwa Sunway Lagoon tak ada improvement dari beberapa tahun lalu namun sebagai pusat hiburan terpadu Sunway Lagoon punya nilai lebih dalam manajemen dan mampu untuk menjual produknya melebihin batasan regional. Ini kelebihan yang patut dicontoh beberapa pusat hiburan kita.
Saat kembali kemobil hujan menyambut kami hingga perjalanan ke hotel. Lelah puas dan senang terlihat dari wajah Sophie. Hebatnya dia mampu untuk menikmati ini semua tanpa rengekan. Sisa hari ini hanya untuk menikamti makan malam dan berkemas untuk kembali ke jakarta besok sore. Ada PR untuk menanggung biaya mobil yang rusak hingga memutuskan untuk kembali le LCCT dengan menyewa mobil dari hotel yang memuat bawaan kami yang mulai membengkak dan beranak.
Ada satu agenda kami sebenarnya saat hari terakhir. Menikmati city tour dengan bus hoop on hoop off. Sayang saat kami mencapai tiket box bus barusaja berjalan hingga harus menunggu 1 jam berikutnya untuk bisa naik. Kami putuskan untuk keliling dengan taksi dan kembali kehotel menunggu waktu di Bandara. Terlihat Sophie cukup capek menikmati beberapa hari liburan kali. Dipesawat dia segera tertidur setalah memasangkan sabuk pengaman di pinggangnya. Dia sudah bisa duduk sendiri dan tahu aturan penerbangan. Tidak takut guncangan pesawat dan sangat menikmati awan di seberang sana. Mungkin sebentar lagi dia bisa untuk diajak bepergian secara backpacker. Toss….