Ilona serius dengan dunianya yang ditemukannya, demikian kacamata saya melihatnya. Setelah menyelesaikan level 1-nya dengan hasil gold di ajang UNHAN bulan lalu. Coachnya meminta dia bersiap di level 2 untuk Nika virtual Invitation dalam pertandingan Online, dimana hanya ada waktu sebulan persiapan. Bersamaan dengan itu persiapan mendadak level 3 untuk invitasi offline Gravilla Gymnastics Meet 2021 juga harus dia persiapkan hanya dengan 2 minggu latihan.
Gold For UNHAN Multisports 2021
Alhamdulillah. Pada kejuaraan UNHAN RI Multisports Championship 2021 Cabang Olah Raga Gymnastic Kategori: 7-8 Yo Level 1 kali ini. Ilona membukukan skore 9.4 dari 4 nomor yang dipertandingkan. Tidak saja kebanggan muncul karena skore ini membawanya pada posisi gold namun juga dia tetap menjaga trend positif untuk nilai yang tidak pernah fail di angka 8.
Ilona: Blowing Her First Candle
Tak terasa hitungan jari saya telah melebihi bulan umur Ilona. 8 Desember 2013 kemarin Baby Ilona genap meniup lilin pertamanya. Berbeda dengan acara ulang tahun pertama Kakaknya yang dulu diadakan di Yogjakarta. Ulang tahun Ilona tepat jatuh pada hari minggu otomatis rumahlah tempat terbaik untuk acaranya. Pertanyaannya siapakah yang akan datang? Malaka bukanlan Simprug yang penuh balita di lingkungannya. Juga bukan Klitren-Yogjakarta yang mempunyai lingkungan tak jauh beda. Alhasil Ulang tahun Ilona akan lebih banyak dihadiri temen-temen bunda dan ayah beserta anak-anak mereka yang tentu saja jauh dari kata temen-temen sebaya Ilona.[…….]
SophiaIlona: Ivory & Ebony
Berbeda itulah yang semakin saya sadari bila melihat sosok dua gadis mungil saya Sophia dan Ilona. Memang seharusnya begitu. Tidak ada anak yang sama. Bila ada saya yakin itu hanyalah keinginan orang tua semata. Keinginan untuk tetap berada pada zona nyaman. Sama seperti keinginan saya sebelum Ilona lahir. Keinginan karena kekawatiran tidak bisa menerima satu perbedaan, kekawatiran bahwa sulit memberika perlakuan adil terhadap mereka. Dan ternyata begitu semua ini berjalan, kekawatiran itu pupus juga. Karena kekawatiran ini muncul bila saya terfokus pada perbedaan mereka, bukan pada kehebatan dan kelebihan yang mereka punya.
Telinga saya tergolong tipis bila mendengarkan betapa banyak saudara dan rekan yang selalu mengangkat topik perbedaan ini. Meski perbincangan ini membawa kesenangan, namun akanlah sesaat. Sisanya akan menjadi ajang persaingan dan olokan bagi yang dibandingkan. Satu masa yang tidak adil. Saya lebih suka mereka ditunjukkan kelebihan yang mereka punyai untuk bisa dikembangkan menjadi satu kekuatan diri. Juga, di perlihatkan kelemahan mereka untuk bisa saling di bantu dan dijaga. Mereka adalah team. Team yang hebat adalah yang bisa saling berkolaborasi bukan saling menggali jurang perbedaan diantara mereka.[…….]