Aminnya Sophie

By Be Samyono (03092009.11.12)

Lebih dari satu tahun ayah tak mengupdet celotehku. Kesibukan kuliah ayah menjadi salah satu penyebab. Agar tidak lupa akan perkembanganku ayah sering menuliskan garis besarnya sebagai note di bukunya. Namun kembali Begitu note itu makin panjang makin tidak sempatlah ayah menuliskannya kembali ke blog. Inginnya ayah menuliskannya secara teratur kembali dari awal, namun melihat kondisi sepertinya itu tidak mungkin. Akhirnya disepakati saja untuk menuliskannya dengan disiplin pelan-pelan maju ke depan walau mungkin itu akan ada flash back pada cerita lama nantinya.

Tanggal 2 september kemarin telah 20 bulan usiaku. Banyak loh yang memuji aku cantik dan pinter. Wah kalau sudah dipuji begini bunda bilang aku suka “caper” ah masa sih. Yang pasti beberapa kebiasaan yang diajarkan bunda sudah bisa aku kerjakan secara rutin sekarang. Bahkan kalau bunda lupa aku sering mengingatkan dengan memintanya sendiri. Kalau sudah begini Tante Nur yang kan terkekeh sambil bilang “Tua banget sih kamu mikirnya!”. Kebiasaan rutin malam yang tak pernah aku lupakan sebelum tidur adalah sikat gigi, cuci kaki, ganti baju tidur dan berdoa. Sikat gigi sudah aku lakukan saat umurku masih 13 bulan, waktu gigiku masih 4 buah. Perkembangan gigiku memang lambat. Umur satu tahun baru ada satu gigi namun seiring umur, gigiku lumayan cepat tumbuh. Malah sekarang sudah hampir lengkap. Bunda memebelikan satu set sikat gigi yang bermacam-macam ujungnya. Mulai yang berujung karet dan berujung sikat sesuai dengan penggunaan. Tak ada penolakan dariku saat gosok gigi karena akupun sangat menyukai. Biasanya Bunda dulu yang menggosokkan gigiku baru selanjutnya aku yang menggosok sendiri atau mengigit-gigit tepatnya.

Setelah cuci kaki, bunda selalu menggantikan bajuku dengan baju tidur. Ayahpun sering melakukannya. Namun belakangan ini aku lebih senang mengambil sendiri dan memakaikannya sendiri walau selalu ada teriakan “Wah … bajunya dilemari jadi berantakan deh”. Teriakan yang pada akhirya menyuruhku untuk membantu mengemasi. Gak papa deh namanya juga sedang belajar.

Berdoa yang diajarkan bunda adalah membaca basmalah dan mengakirinya dengan kata amin. Seringkali aku tak sabaran untuk mengakhirinya dengan amin karena ingin cepat-cepat nenen. Kalau sudah begini Bunda suka tertawa dan meminta aku mengulangnya kembali. Ah bunda khan dah ngantuk! Aku tahu kalau amin itu selalu diakhiri dengan mengusapkan dua telapak tangan di muka. Itu yang sering aku lihat dan aku tirukan saat ayah bunda melakukan solat. Aku khan sering ikut-ikutan sholat makanya bunda menyediakan mukena kecil pula untuk aku pakai. Biasanya abis sholat aku dipangku sama ayah bunda dan membaca basmallah serta diakhiri dengan amin.

Namun kejadian lucu terjadi saat aku diajak bunda solat tarawih di rumah kemarin. Setelah sholat Isya’ bunda memangku aku karena imam sedang membacakan doa. setiap kalimat yang dibacakan imam disahut dengan kata AMIN oleh para jemaah, olehku, juga oleh bunda berulang-ulang. Namun karena ingatku kalau selesai bilang amin harus mengusap muka dengan dua belah telapak tangan, maka aku usapkanlah telapak tanganku berulang ulang begitu disebut kata amin. Bunda tak menyadari hal ini sampe beberapa saat hingga terpingkallah bunda begitu melihat!

Kudengar bunda cerita ke ayah sambil terbahak “Bunda hanya bisa nahan geli saja, Abis bagaimana menjelaskannya yah soal amin ini!” Akh bunda aku khan malu …

Please follow and like us:
Facebooktwitterredditpinterestlinkedinmail

You may also like

3 comments

  1. ^_^ bisa aja nih ayahnya, nulisin buat anaknya…
    hakhakhak…

    emang pikiran anaknya sesuai dengan yang ditulis yah??hehehe

    anaknya lucu, salam yah..
    hehe

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *