SophiaIlona: Ivory & Ebony

Berbeda itulah yang semakin saya sadari bila melihat sosok dua gadis mungil saya Sophia dan Ilona. Memang seharusnya begitu.  Tidak ada anak yang sama.  Bila ada saya yakin itu hanyalah keinginan orang tua semata.  Keinginan untuk tetap berada pada zona nyaman. Sama seperti keinginan saya sebelum Ilona lahir.  Keinginan karena kekawatiran tidak bisa menerima satu perbedaan, kekawatiran bahwa sulit memberika perlakuan adil terhadap mereka.  Dan ternyata begitu semua ini berjalan, kekawatiran itu pupus juga.  Karena kekawatiran ini muncul bila saya terfokus pada perbedaan mereka, bukan pada kehebatan dan kelebihan yang mereka punya.

Telinga saya tergolong tipis bila mendengarkan betapa banyak saudara dan rekan yang selalu mengangkat topik perbedaan ini.  Meski perbincangan ini membawa kesenangan, namun akanlah sesaat.  Sisanya akan menjadi ajang persaingan dan olokan bagi yang dibandingkan. Satu masa yang tidak adil.  Saya lebih suka mereka ditunjukkan kelebihan yang mereka punyai untuk bisa dikembangkan menjadi satu kekuatan diri.  Juga, di perlihatkan kelemahan mereka untuk bisa saling di bantu dan dijaga.  Mereka adalah team.  Team yang hebat adalah yang bisa saling berkolaborasi bukan saling menggali jurang perbedaan diantara mereka.[…….]

Continue Reading

You may also like

Be Style Biker With Vespa Piagio LX 150 ie

Menikmati perjalanan di Jakarta tak ada yang lebih nikmat selain dilakukan dengan TIDUR!.  Perjalanan mencapai satu lokasi yang berlipat waktu yang dibutuhkan di jam kerja membuat waktu seakan terbuang.  Tidur adalah investasi waktu dan akan ditebus di rumah dengan tidur larut untuk menyelesaikan ini dan itu.  Inilah Jakarta.  Saya masih ingat tahun 97 an saya menjadi Biker di Surabaya. Kemacetan yang tak separah Jakarta dan kepadatan kendaraan yang tidak over membuat saya lebih nyaman untuk bermanuver serta merasa aman untuk berkendara.  Namun melihat jalan di Jakarta.  Sepertinya keinginan untuk menjadi Biker jauh hari cepat-cepat saya urungkan.

Banyak alasan kenapa menjadi Biker di Jakarta menjadi momok bagi saya?  Kepadatan jalan adalah hal pertama yang saya pikirkan. Bukan ngeri dengan banyaknya sepeda motor tapi lebih ngeri dengan perilaku berkendara yang luar biasa ajaib di jalan. Tak sekali saya jumpai pelanggaran lalu lintas serta adu mulut diantara para pengendara.  Ini yang membuat nyali saya ciut.  Dan hal kedua yang saya pikirkan adalah tempat parkir.  Beberapa gedung tak ada tempat parkir, kalaupun ada seringkali mirip jebakan.  Bisa masuk dan tak bisa keluar. Duh!.  Dan semua ini diperparah dengan cuaca jakarta yang panas yang akan menambah lelehan keringat bercampur debu setiap harinya.  Akibatnya dulu saat di rumah ada Supra X yang dibeli 7 tahun lalu, argometernya masih menunjukkan angka di bawah 1.000 KM.  Paling jauh motor hanya dipakai untuk keliling komplek mengantar anak jalan […….]

Continue Reading

You may also like

Penang – Pinang – Pineng

Bandara Soetta terminal 3 tempat keberangkatan Air Asia masih sepi di pagi buta ini. Bahkan ruang tunggu boardingpun belum dibuka.  Kami terlalu awal datang.  Jam masih menunjukkan pukul 3 pagi.  Mungkin ini akan menjadi perjalanan yang cukup melelahkan.  Selain ini bukan perjalanan yang di rencanakan jauh hari.  Sampai semalampun masih banyak hal yang perlu dibereskan hingga tak ada waktu cukup untuk istirahat.  Dan mungkin yang paling berat adalah ini pertama kalinya saya dan istri saya harus bepergian bersama tanpa si kecil, Sophie.  Terasa ada sesuatu yang berbeda.  Berulangkali bahkan kami mengecek Sophie di tempat neneknya.  Dan bisa dibilang ini perjalanan pelarian karena mencoba sedikit beristirahat keluar dari rutinitas harian kamipun hanya menyempatkan pergi 3 hari 2 malam (tanggal 2-3 Maret 2012 dan kembali tanggal 4 pagi buta)

 

Perjalanan ini memakan waktu lebih lama daripada penerbangan ke KL.  Dihilangkannya pengisian imigration form membuat perjalanan ini lebih tidak merepotkan di bandara kedua negara.  Sekitar pukul 8 waktu setempat kami sampai di Penang International Airport di Bayan Lepas.  Penang sendiri merupakan satu Pulau sebagai pusat pemerintahan dengan George Town sebagai ibukotanya.  Meski bertuliskan Penang namun masyarakat lebih melafalkannya sebagai “Pineng”.  Hal yang mencengangkan adalah pesatnya pembangunan di pulau ini.  Di sekitar bandara dan telah dikembangkan kota modern dengan bangunan pencakar untuk kantor maupun apartment.  Bahkan dalam perjalanan dari airport ke Northam All Suit Hotel di George Town, hamparan pemandangan yang nampak mengingatkan pada Hongkong 20 tahun silam.  Akomodasipun cukup tersedia. Dengan bus kami bisa melaju ke pusat kota (Komtar-komplek Tun abdul Razak) dalam waktu setengah jam dalam kondisi jalan yang mulus dan lengang melewati sisi Penang bridge yang menghubungkan penang pulau dan daratan.  Indah. [……]

Continue Reading

You may also like

Tahun Baru = Kehidupan Baru?

Saya selalu berfikir bahwa waktu tak bisa dihentikan. Dia berlari.  Dia selalu mampu membuat kita terperanjat betapa banyak yang belum kita kerjakan diwaktu lampau. Dia selalu membuat kita menyesal.  Dan dia yang membuat kehidupan menjadi sama berlarinya.  Namun siapa sangka bahwa waktu dan kehidupan mampu dihentikan.  Bukanlah oleh sesuatu yang besar namun hanya oleh sesosok, seorang ANAK!

HIDUP YANG BERHENTI

Satu berkah yang harus saya syukuri.  Di ujung tahun baru ini kehidupan saya telah digenapi.  Sophia akan berulang tahun ke 5 diawal bulan dan Ilona tepat 3 minggu usianya. Saya ingin merayakan keberkahan ini bersama keluarga kecil saya dirumah sendiri.  Mengingat selama ada baby, orang tua kami ingin agar mereka dilibatkan dalam mengasuh hingga kami tinggal di rumah mereka selama weekday.  Saya bayangkan akan merupakan hal yang indah bisa menikmati kebersamaan kecil kami. Di rumah sendiri! […….]

Continue Reading

You may also like