Keiko salah satu rekan Jepangku pernah mengirimkan email tahun lalu bahwa kemungkinan tahun itu adalah tahun terakhir dia mengunjungi Indonesia karena research projectnya hampir berakhir. Namun perkiraannya ternyata keliru, bahkan seperti tahun-tahun sebelumnya dia masih aktif datang ke Indonesia dua hingga tiga kali setahun. Tetap dengan kebiasaan lamanya Keiko selalu menanyakan oleh-oleh apa yang mesti dia bawa. Wah! Rupanya dia trauma karena keliru membawa oleh-oleh. Dimana permintaanku berupa “Something To Hang” diartikan lugas sebagai gantungan serbet yang notabene amat sangat banyak ditemui di kaki lima disini. Padahal niatnya meminta hiasan dinding.
Berbeda dengan orang Jepang kebanyakan yang agak peka terhadap menu. Keiko bisa memakan segalanya termasuk makanan yang pedas sekalipun. Sepertinya ini menjadi satu ke klop-an karena akupun merupakan member dari Penikmat Makanan. Bagi Keiko masakan Menado OK, makanan jawa hayuk, sunda tidak nolak, padangpun apalagi. Benar-benar mudah untuk membawanya makan diluar. Satu makanan yang tak bisa dilupakannya adalah duren. Semula dia bersikukuh manggislah buah terenak di dunia hingga satu malam kakakku mengajak dia mencicipi durian. Seperti biasa aku menjauh untuk acara pesta buah ini. Dan benar begitu durian dicicipi pendapat dia langsung berubah. Durenlah buah yang terenak di dunia. Meski aku tak bisa mengamini karena bagaimanapun aku tidak doyan duren.[…….]