Matah Ati: Langendriyan Yang Dibesut Ala Broadway

Siapa bilang kesenian tradisional Indonesia tidak mempunyai opera? Langendriyan adalah buktinya.  Seni berpakem jawa ini memadukan tari dengan nyayian / tembang dalam satu pertunjukan.  Dan ditangan Atilah Suryajaya warga turunan kraton Mangkunegaran Solo ini membesut episode opera jawa kuno langendriyan menjadi tontonan apik yang dibawa pada konteks kekinian.  Konsep yang harus ditampilkan untuk menyelipkan budaya lama ini pada era apresiasi budaya yang mulai pudar.

Memadukan sendratari, ketoprak, tari klasik dan pagelaran wayang kulit yang digarap selama 2 tahun terciptalah Matah Ati.  Seni kolosal yang pertama digelar di Explanade Singapura Nopember lalu bertepatan dengan pesta budaya Asia Tenggara.  Pertunjukan berdurasi 2,5 jam ini tak saja memperoleh sambutan yang gempita namun juga apresiasi yang bertubi akan kreatifitas menjadikan seni pertunjukan tradisional sejajar dengan pentas broadway si orang bule.  Tak salah bila Atila berupaya memboyong pertunjukan ini untuk di tonton di negrinya sendiri.  6 bulan berselang  barulah anak negri bisa melihat pertunjukan tradisional mereka di TIM yang terjadwal bulan ini selama 4 hari berturut-turut. [……]

Continue Reading

You may also like

Voyage De La Vie – RWS

Semasa kecil mata saya selalu terpesona dan menggantungkan tanda tanya yang besar setiap kali menyaksikan pertunjukan sirkus di kota kecil saya.  Sirkus yang di gelar di kubah raksasa dengan serangkaian atraksi yang mengalir satu persatu dan diseling kelucuan si badut amat sangat menghibur.  Hari ini 02 April 2011 bayangan saya akan sirkus tradisional itu sirna.  Pertunjukan sirkus modern “Voyage de La Vie” yang di gelar di Festive Grand Theater area Resort World Sentosa Singapore memberi perspective yang beda mengenai seni pertunjukan utamanya sirkus.

“Voyage de La Vie” adalah pertunjukan yang memadukan sirkus dengan theater yang ditata apik berskenario oleh bintang internasional. Tarian, nyanyian, atraksi, sulap dan acrobat maut berpadu menjadi pertunjukan utama selama 2 setengah jam tanpa jeda.  Segenap ide kreatif di tuangkan Mark Fisher arsitek dan desainer panggung yang pernah menggarap pembukaan olimpiade Beijing  untuk menampilkan keajaiban di tengah panggung Festive Grand Theater yang berkapasitas hingga 1.600 orang ini […….]

Continue Reading

You may also like

The Lion King Musical Theater – MBS

Spectacular … begitu benak saya memberi pujian pada icon komplek entertainment baru di Singapore : Marina Bay Sands.  Seperti  slogan “tak pernah usai”.  Singapore terus mengexplore sumberdaya non alaminya untuk menunjukkan peradaban dan memberi surga baru dalam jagat wisata.  Marina Bay Sands merupakan icon terpadu antara hotel megah bertopping perahu raksasa: Sands Skypark, art museum berbentuk teratai, casino, Sand Art Parth dan beragam fasilitas perkantoran serta belanja mewah lainnya.   Satu  icon yang terintegrated dan menyatu dengan icon wisata terdahulu seperti Explanade, fullerton ataupun merlion park. Bagi saya yang bermata “arsitektur” ini merupakan kemanjaan yang memuaskan, terlebih saya berkesempatan untuk menikmati satu dari 2 theater kelas dunia: Sands theater yang mengelar The Lion King Musical Theater.

The Lion King Musical  ditampilkan di Sands Theater yang menjadi pusat pertunjukan broadway dan mampu menampung hingga 1.680 orang di dua lantainya.  Theater ini lebih kecil dibanding dengan Grand Theater di sebelahnya yang mampu menampung hingga 2.155 orang di 3 lantainya.  Sebagai wahana baru theater ini sarat dengan kemewahan tidak saja interiornya namun juga teknologi dan efek digital yang diusungnya.  Satu jagad lain yang belum pernah ada di belahan asia tenggara […….]

Continue Reading

You may also like

Sophie Di 3 Tahunnya

Baby kecil itu seakan bermetamorfosa.  Si kecil yang tembluk, menggemaskan menjadi sosok kecil yang tahu apa maunya, banyak bicara dan amat menggemari musik.  Bukan sesekali saya terbawa emosi untuk bisa merasakan masa-masa menggendong dia dan menggodanya, atau membawanya jalan serta mendandaninya. Tak terasa waktu itu telah berjalan 3 tahun ini. Saya sangat merindukannya.

Terselip rasa sesal bahwa saya tidak bisa secara konsisten untuk terus menuliskan fase-fase perkembangannya.  Menuliskan hal kecil kesehariannya yang akan menjadi kado indah saat dia belum mampu mengingat masa kecilnya nanti.  Setahun kefakuman tentunya banyak hal yang terjadi dan patut untuk diingat.  Sayangnya semua terlewatkan, satu-satunya hiburan banyak photo yang tersimpan.  Moga itu bisa bercerita banyak untuknya kelak […….]

Continue Reading

You may also like