MHI Tennis 6th Anniversary

Hujan telah menyingkir, menyisakan terik dan serta kecerahan yang diharapkan.  Lapangan tenis Patra nampak didominasi warna outfit putih-putih yang memberi penguat kesegaran wajah-wajah undangan yang datang.  Reuni, begitu yang kita inginkan pada hajatan MHI Tennis 6th anniversari kali ini.  6 tahun bukanlah perjalanan yang pendek.  Bila kita bermain dengan matematika dengan mengasumsikan ada 5 orang anggota baru rata per quarternya maka akan ada 120 orang yang pernah bermain bersama MHI tennis.  Artinya sejumlah itulah alumni MHI tennis yang ada.

Tema reuni yang dibuat untuk hajatan ulang tahun kali ini bukan kenaifan untuk mengumpulkan sejumlah orang diatas.  Undangan terbuka disebarkan, lebih untuk memberi momentum bagi rekan-rekan yang pernah bersentuhan dengan MHI Tennis  guna datang dan mengingat kebersamaan tersebut.  4 founder (arie, derry, yudha & sam) bisa dikumpulkan, termasuk rekan-rekan angkatan awal (dyna, oi, koko) dan rekan milist (Husni) lengkap dengan keluarga mereka. Dengan total sejumlah 43 orang acara sederhana khas MHI tennis berlangsung hangat dan meriah […….]

Continue Reading

You may also like

Saya & MHI Tennis

Hari ini 9 januari, hujan taklah datang, mendungpun tidak meradang, sama seperti yang terjadi enam tahun lalu … di hari minggu satu jam lebih awal. Saya sampai lebih dahulu ke lapangan tenis.  Meski tidak datang di lapangan yang sama dan bermain dengan rekan-rekan yang serupa namun saya mempunyai semangat yang sama seperti yang saya miliki kala itu.  Semangat yang membuat saya tetap mencintai olah raga ini dan semangat yang membakar keteguhan saya untuk tetap berjalan bersama MHI Tennis semampu yang saya bisa.  Satu semangat yang sandarkan pada alasan yang cukup sederhana.  Apalagi kalau bukan karena MHI tennis adalah rumah yang kami berlima bangun dari mula. Dan saya selalu percaya pada rumah ini. Atapnya akan selalu bisa menjadi peneduh dan ruangnya akan bisa menjadi wadah berkiprah bagi orang2 yang punya hasrat dan kecintaan pada tennis seperti kami.

Kesadaran saya yang terdalam berucap syukur bahwa banyak hal yang bisa saya pelajari selama kebersamaan dengan MHI tennis.  Pembelajaran akan nilai hidup maupun pembelajaran mengenai kepemimpinan dan manajerial.  Mencengangkan karena semula logika saya tidak cukup paham untuk mengamini bahwa banyak pelajaran yang berharga di komunitas ini.  Namun perjalanan selama 6 tahun ini membuktikan.  Tidak ada kesia-siaan […….]

Continue Reading

You may also like

Rayuan Pagi

Pagi itu aku sudah mandi dan bersiap, seperti biasa aku akan mengantar ayah dan bunda kerja sebelum ikut abang Dika sekolah di PAUDnya. Kelasku sendiri baru akan mulai Juli nanti rasanya tak sabar bila harus menunggu. Ikut kelas abang Dika sedikit banyak bisa menghiburku. Kulihat pagi ini Bunda telah rapi namun ayah tak pergi bersama Bunda kali ini karena ayah ada pekerjaan di Papua. Dua hari lagi Ayah akan kembali dan aku telah berpesan untuk membawakanku buku tempel kegemaranku belakangan ini.

“Bunda nanti aku antar-antar kerja yah” kataku di ruang keluarga.
“Iyah cantik … duh baik hati sekali kamu” Ujar Bunda menyambut hangat tawaranku. akupun segera berlari masuk kamar untuk mengambil sesuatu. Kuhampiri kembali Bunda, [……..] ,

Continue Reading

You may also like

Sebuah Hukuman dari Sophie (Catatan Ayah)

Tak ada yang lebih menyakitkan selain menghadapi rasa penolakan seorang anak. Saya tidak pernah membayangkan bila Sophie bisa melakukannya sedini ini. Saya dan Bundanya mencoba memahami kondisi yang tengah terjadi, mencoba tak membebankan kesalahan namun segera berupaya mencari solusi. Keyakinan kami cukup sederhana. Tak ada permasalahan yang tidak bisa dipecahkan. Itu saja. Dan lebih jelasnya kami tak ingin terlambat dan memdapat rasa bersalah yang akan kami tuai nantinya.

Tak disangka bulan Maret ini jadwal saya dan jadwal Bunda begitu padat. Beberapa kali kami tak bisa pulang tepat waktu. Kadang larut dan seringkali tiba disaat Sophie sudah tidur. Meskipun ada waktu 2 jam dipagi hari untuk bersamanya namun sepertinya tetap ada waktu kebersamaan yang kurang. Waktu sabtu minggu biasanya kami coba memaksimalkan kebersamaan dengan dirinya, sebagai waktu kompensasi. Mengajaknya main atau pergi yang memang khusus untuk dirinya. Harapannya Sophie bisa melihat kondisi ini lebih proporsional dan dia sama sekali tidak merasa di nomor duakan dibandingkan pekerjaaan kami. Karena kami telah mengajarkan pengertian kenapa kami harus meninggalkannya dan bekerja. Kembali ternyata semua ini belumlah cukup [……..]

Continue Reading

You may also like