Mestinya hari ini Bunda mengajakku berenang seperti hari-hari minggu pagi sebelum puasa lalu. Tapi sedari pagi Bunda masih terbaring dan Ayahpun yang biasanya semangat mengantar Bunda sibuk membereskan barang-barang di bengkel kerjanya. Rupanya Ayah tak tega membangunkan Bunda karena beberapa hari ini Bunda kena Flu, dan Ayahpun baru saja pulih dari radang tenggorokannya.
Lebaran tahun ini Ayah sengaja mengurungkan niat untuk pulang ke rumah Eyang Jogja karena kehamilan Bunda. Padahal Bunda ingin sekali mudik karena belum pernah merasakan mudik sebelumnya. Mungkin Ayah tak mau pengalaman mudik pertama Bunda ini menjadikan Bunda trauma mengingat mudik bukanlah hanya sekedar mempersiapkan kegembiraan tapi juga harus didukung fisik yang prima selama perjalanan. Dan bicara fisik rasanya Bunda memang harus berfikir panjang untuk bersikeras ikut mudik. Gantinya kami akan berlebaran bersama Kakek dan Nenek Jakarta. Tak ada beda malahan mungkin Ayah bisa menikmati perannya sebagai “Suami Siaga” selain lebih berbaur dengan keluarga Bunda. Dan dari sanalah sakit Ayah dan Bunda didapat. Akibat kecapekan jalan ke Subang tempat Uyut hingga jalan ke puncak keesokan harinya. Jadilah hari libur setelah lebaran ini banyak Ayah Bunda gunakan untuk istirahat dan batallah acara photo-photo di Melrimba Puncak yang ingin Bunda lakukan. Tak perlu disesali karena lebaran tahun ini sangat terasa berbeda dan sungguh luar biasa! [……..]