Kalau ditanya apakah hal yang aku sukai, ach…aku kebingungan menjawabnya karena ternyata banyak sekali. Ayah dan bunda benera-benar membebaskanku untuk menyukai apa saja yang aku ingini tanpa mendoktrin ini dan itu. semuanya ditawarkan padaku dan aku mempunyai hak untuk memilih. Tentunya da rambu-rambunya. selama yang aku pilih datau inginkan tidak tepat atau membahayakan. Ayah dan Bunda akan cukup tegas bilang “TIdak”. Pun sama halnya bila aku ditanya apa yang aku takuti. Aku tidak bisa menjawab spesifik. Karena utamanya ayah sanagt tidak suka bisa aku ditakut-takuti dengan berbagai hal yang tidak masuk akal. Entah itu binatang, benda-banda tertentu, kesendirian, apalagi setan. Hal ini membuatku cukup berani dengan hewan apapun kalaupun aku takut karena aku bisa menilainya entah karena binatang itu jorok atau aku geli memegangnya. Terhadap gelappun demikian. Mungkin yang agak aku takutkan adalah orang asing terutama lelaki. hahahaha entah aku mau bilang apa soal ini. Kembali ke soal kesukaan ternyata ada yang benar-benar aku sukai hingga hampir tiap hari aku tak bisa melewatkannya, Yaitu:

UDEL:
Jadi malu aku kalau bercerita, Kebiasaanku memegang udel akan muncul saat aku mikcu (mimik susu) atau nenen. Mulanya bukan udel yang aku pegang, tapi janggut Ayah atau bunda. Setelah satu tahun karena lebih didik mandiri maka kesukaan itu turun ke udel. Parahnya aku tidak hanya suka mengelus tapi juga menarik-narik. Aku sangat geram kalau bajuku tak bisa dibuka saat ritual itu akan kumulai. Padahal Bunda yang sangat cerewet soal ini, beliau kawatir aku masuk angin karena sepanjang malam aku akan menyibakkan baju tidur sampai terangkat separuh perut. Dan kekawatiran lain yaitu takutnya aku akan bodong karena udelku selalu kutarik… hah segitunyakah?
[……..]




